Developer Perlu Tahu Kelebihan dan Cara Kerja React Native ini
Kebutuhan membangun mobile app di era teknologi seperti saat ini semakin meningkat. Perkembangan ini menciptakan berbagai macam inovasi dan kemudahan membuat mobile app. Jadi, siapapun bisa membangun mobile app dengan mudah dan menghasilkan manfaat untuk banyak orang.
Sebagai seorang yang tertarik di dunia programming, app development dan bidang sejenis, kamu pasti sudah mendengar tentang framework React Native. Framework yang populer ini diperkenalkan oleh Meta Platform Inc. Karena itu, berbagai platform Meta seperti Facebook dan Instagram mengadaptasi framework ini, lho!
Penasaran dengan seluk beluk React Native seperti fungsi, cara kerja dan keunggulannya? Simak penjabarannya dan pelajari sistemnya di bawah ini, ya!
Apa itu React Native?
React Native adalah open-source framework yang berbasis JavaScript. Framework ini memungkinkan kamu membangun mobile app yang di-render untuk iOS, Android, dan juga aplikasi web dengan menggunakan sumber kode yang sama.
React Native merupakan perangkat lunak cross-platform atau dalam bahasa Indonesia yaitu lintas platform. Artinya, perangkat lunak ini bisa digunakan di beberapa sistem operasi yang berbeda.
Framework ini pertama kali dirilis oleh Facebook sebagai proyek sumber terbuka pada tahun 2015. Dalam waktu hanya beberapa tahun, teknologi ini menjadi salah satu solusi teratas yang digunakan untuk pengembangan mobile app.
React Native telah digunakan untuk menjalankan beberapa mobile app terkemuka di dunia, termasuk Instagram, Facebook, dan Skype.
Fungsi React Native
Sumber: React Native
Fungsi React Native ialah untuk membangun aplikasi yang di- render untuk iOS dan Android. React Native dapat membantu membangun solusi untuk berbagai proyek dan masalah dalam lingkup pengembangan mobile app.
Framework ini menggabungkan bagian terbaik dari native development dengan React, JavaScript library terbaik untuk membangun user interface (UI). Kamu dapat menggunakannya secara langsung untuk proyek Android dan iOS yang sudah ada atau membuat aplikasi baru dari awal.
Cara Kerja React Native
React Native memungkinkan pengembang membangun aplikasi dengan memulai JS threads yang menginterpretasi kode JavaScript dengan membuat native bridge antara aplikasi dan platform target. Konsep bridge ini memanfaatkan library dan mentransfer komponen ke tampilan perangkat seluler.
Sebagai contoh, jika pengguna menekan tombol, kasus ini diterjemahkan menjadi suatu peristiwa yang dapat ditangani oleh JavaScript. Setelah itu, dengan menyampaikan pesan antara platform asli dan kode JS, bridge React Native menerjemahkan peristiwa asli menjadi sesuatu yang komponen React dapat pahami serta kerjakan.
Baca juga:
6 Kelebihan Menggunakan React Native
Dengan popularitasnya karena digunakan oleh berbagai aplikasi ternama, bukan tanpa alasan React Native memiliki banyak kelebihan. Diantara kelebihan menggunakan React Native, di antaranya.
Code Reusability
React Native dikenal sebagai framework Developer yang efektif, karena dapat memanfaatkan basis kode yang sama untuk platform yang berbeda. Hal ini memberikan manfaat seperti pengembangan lebih cepat, waktu penyebaran aplikasi lebih singkat, pemeliharaan lebih mudah dan murah.
Selain itu, proses pengenalan yang lebih lancar bagi pengembang baru yang bergabung dalam proyek.
Hot Reloading
Fitur Hot Reloading memungkinkan pengembang melihat perubahan dalam kode secara real-time tanpa perlu menyegarkan apa pun. Fitur ini dapat secara nyata meningkatkan proses pengembangan karena memberikan feedback yang nyata saat kode sering diubah. Hal ini tentu menghasilkan peningkatan produktivitas.
Performa
Dibandingkan dengan cross-platform development lainnya, konsep "bridge" pada React Native dapat dianggap sebagai revolusioner. Penggunaan kode yang ditulis secara asli tidak membuat performanya selemah cross-platform development berbasis web.
Jadi, performa React Native menciptakan pengalaman pengkodean "hampir native/asli".
Efisiensi Biaya
Efisiensi biaya adalah alasan utama mengapa banyak yang menggunakan React Native. Untuk menyelesaikan suatu proyek, hanya membutuhkan tim kecil berkat penggunaan kode berulang.
Berbeda dengan native development di mana diperlukan dua tim terpisah untuk menghasilkan dua produk operasional yang sebenarnya mirip satu sama lain.
Komunitas Pengembang yang Berkembang
React Native adalah open-source framework, yang saat ini komunitasnya berkembang pesat. Jika pengembang menghadapi masalah yang belum terselesaikan di React Native, terdapat sekelompok orang yang bersedia membantu karena kepedulian untuk membuat framework menjadi lebih komprehensif dan stabil.
Selalu Berkembang
Perangkat lunak baru ini dengan cepat mendapatkan popularitas di pasar. Ini berarti akan selalu berkembang dan memperbaiki diri. Berbagai fitur dan pembaruan baru dirilis secara teratur. Lingkungan yang aktif menjadikannya pilihan bagus untuk industri pengembangan mobile app yang bergerak cepat.
5 Kekurangan Menggunakan React Native
Sumber: React Native
Setiap teknologi baru pasti memiliki kekurangan. Tidak terkecuali pada React Native. Di samping berbagai macam keunggulannya, perangkat lunak populer ini juga memiliki kekurangan pada saat menggunakannya. Berikut kekurangan menggunakan React Native.
Teknologi yang Relatif Muda
Karena masih tergolong baru, framework ini tentu memiliki beberapa keterbatasan, keluhan, dan masalah yang perlu diatasi. Beberapa modul khusus ternyata tidak tersedia. Artinya, pengembang mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk membangun dan membuat modul dari awal.
Masih Membutuhkan Pengembang Mobile App Asli
Salah satu keunggulan React Native adalah implementasi kode asli untuk kinerja yang lebih baik. Namun, terkadang hal ini membuat para pengembang mungkin membutuhkan bantuan dari pengembang mobile app asli.
Hal ini dikarenakan mereka lebih akrab dengan prosedur peluncuran aplikasi. Ini bisa menjadi masalah apabila pengembang hanya bekerja dengan tim sendiri.
Tidak Cocok dengan Desain dan Interaksi yang Rumit
Bila dihadapkan dengan desain user interface (UI) yang rumit, animasi kompleks, dan interaksi berat, kinerjanya memudar. Hal ini disebabkan oleh konsep "bridge".
Semua modul asli harus berkomunikasi dengan bagian JavaScript dari aplikasi. Terlalu banyak interaksi semacam itu dapat membuat aplikasi menjadi lambat dan dapat memberikan pengalaman buruk.
Ketergantungan pada Facebook
Mengandalkan teknologi open-source pihak ketiga memiliki kekurangan tersendiri. Jika Facebook memutuskan untuk tidak lagi menggunakan teknologi ini lagi, hal itu dapat membuat pengguna lain mundur.
Adapun Facebook menggunakan React Native di aplikasi utama Facebook, aplikasi Ads Manager, Facebook Analytics, dan Instagram.
Kinerja ‘Hampir Asli’ Masih Kurang dari Native Development
Kinerja framework ini diketahui masih lebih lambat dibandingkan dengan aplikasi native development. Dampak penggunaan pada kinerja aplikasi sebaiknya dibahas dengan tim pengembangan terlebih dahulu.
Untuk sebagian besar aplikasi yang tersedia, ini merupakan peningkatan kecil yang hampir tidak terlihat.
#BelajarLebihMudah Melalui Kelas App Development di Kelas.com
Setelah memahami fungsi, cara kerja hingga kelebihan React Native, pengetahuanmu mengenai App Development harus ditambah, nih! Selain React Native, terdapat platform digital yaitu Mendix, yang berfungsi untuk membuat aplikasi.
Karena saat ini Mendix mulai dikenal di kalangan Software Developer maupun Programmer, popularitasnya juga semakin meningkat. Jika tertarik dengan bidang App Development, kamu tidak boleh ketinggalan untuk mempelajari skill-nya. Untuk itu, kamu harus mengikuti Kursus Mendix untuk Membuat Aplikasi Low Code di Kelas.com!
Mendix merupakan platform digital dengan teknologi lowcode yang akan memudahkan pengembangan aplikasi dengan penggunaan coding minimal. Kamu akan belajar mulai dari pembuatan user stories dan wireframe, hingga merancang sistem keamanan di aplikasi Mendix. Wah, lengkap banget, bukan? Jadi, ayo ikuti kursusnya hanya di Kelas.com!
Rekomendasi Kelas Terbaik
Bagikan Artikel ini: