banner-campaign-1
Siap Kerja  

Daftar Platform Low Code yang Digunakan untuk App Development

Rekomendasi Platform Lowcode

Saat ini, membuat software aplikasi tidak memerlukan bahasa pemrograman yang rumit. Pasalnya, kamu bisa membangun aplikasi sendiri dengan menggunakan pendekatan low code. Low code adalah sebuah pendekatan pengembangan perangkat lunak yang membutuhkan sedikit, bahkan tidak perlu keahlian programming untuk membangun aplikasi. 

 

Daripada menggunakan bahasa pemrograman yang kompleks, kamu dapat menggunakan visual interface dengan logika dasar dan kemampuan drag and drop dengan low code. Ini merupakan alternatif yang cepat dan sederhana dibandingkan dengan software developer konvensional, maka, cara ini semakin populer.

 

Tidak perlu menjadi Programmer, kamu bisa mengadaptasi low code untuk membangun kebutuhan aplikasi sekarang juga! Tentu kamu harus mengetahui terlebih dahulu apa saja platform low code yang bisa kamu gunakan. Cek pilihan platform-nya di bawah ini, yuk!

 

Bagaimana Cara Kerja Low Code?

Platform berbasis low code membantu pengguna memilih dan menghubungkan komponen secara visual yang berisi kode yang diabstraksi. Komponen-komponen ini mewakili langkah-langkah atau kemampuan khusus yang dapat digabungkan oleh pengguna untuk membuat alur kerja aplikasi yang diinginkan.

 

Pengembangan aplikasi berbasis low code bertujuan untuk menyederhanakan proses pembuatan aplikasi. Cara kerjanya dengan menyediakan bahasa visual yang umum, melalui interface ‘drag and drop’ serta ‘point and click’ yang dapat digunakan oleh semua orang. 

 

Hal ini memungkinkan penciptaan, penerapan, dan pemeliharaan aplikasi dengan cepat. Sebuah platform low code biasanya terdiri dari tiga komponen utama, di antaranya.

 

 

Cara Kerja Platform Low Code Development

Sumber: Kissflow

 

Graphical User Interface (GUI) untuk pemrograman

Interface ini memungkinkan pengguna bisnis untuk menentukan input, output, dan operasi yang diperlukan menggunakan pendekatan drag and drop.

Integrations for I/O

Low code development menyediakan interface ke basis data dimana sebagian besar data bisnis disimpan. Selain itu, mereka memungkinkan pengguna membuat fungsionalitas output melalui API, situs web, atau aplikasi dengan mudah.

An Application Manager

Low code juga menawarkan wadah untuk membangun, debug, deploy, dan maintain aplikasi berbasis kode rendah, memastikan bahwa pengguna dapat menjaga aplikasi mereka tetap ter-update.

 

Siapa yang Cocok Menggunakan Platform Low Code?

Pengguna tanpa pengetahuan pemrograman dapat menggunakan pendekatan ini untuk membuat perangkat lunak untuk berbagai tujuan, seperti menciptakan aplikasi mobile dan bisnis. 

 

Kerangka kerja berbasis low code dapat digunakan oleh pengembang pemula (non-professional) untuk membuat berbagai jenis aplikasi. Selain itu, low code juga bisa diadaptasi oleh pengembang professional hingga bisnis.

 

 

Baca juga:

 

9 Platform Low Code yang Banyak Digunakan

Sekarang, saatnya kamu mempertimbangkan platform terbaik yang sesuai kebutuhanmu. Daftar platform berikut mendapat peringkat tinggi di dunia software development karena kepercayaan juga banyak digunakan. Cek, yuk!

Appian

Appian adalah platform low code yang dilengkapi opsi integrasi dengan alat-alat DevOps seperti Jenkins. Dirancang untuk bisnis dari berbagai ukuran, Appian memungkinkan pengguna untuk membangun aplikasi manajemen proses bisnis (BPM). Pada dasarnya, aplikasi BPM membantu bisnis mengorganisir dan mengoptimalkan proses bisnis.

Nintex

Nintex, platform berbasis low code untuk manajemen proses dan otomatisasi alur kerja. Nintex bekerja untuk mempercepat transformasi digital dalam suatu organisasi. Adapun Nintex memiliki peringkat tinggi dengan lebih dari 10.000 organisasi dalam berbagai industri yang melaporkan hasil investasi yang diinginkan.

Salesforce Lightning

Salesforce adalah nama lain yang dikenal oleh para pemasar. Salesforce Lightning adalah kerangka pengembangan aplikasi berbasis komponen. Komponen dalam konteks ini berfungsi sebagai elemen visual low code untuk pembuatan aplikasi.

Mendix

Mendix merupakan platform low-code untuk mengembangkan aplikasi dengan beragam fitur yang dimiliki. Salah satunya Mendix Assist, selain itu juga Mendix bisa digunakan untuk membantu menentukan IDE hingga integrasi dengan beragam sistem eksternal seperti IBM, Siemens, dan SAP.

Zoho Creators

Zoho merupakan perusahaan teknologi multinasional asal India yang dikenal dengan alat customer relationship management (CRM) terbaik. Adapun Zoho Creator adalah platform yang sederhana dengan fitur visual intuitif untuk pengembangan berbasis low code dan no code

Kissflow

Kissflow bertujuan untuk manajemen alur kerja dan proses. Model berbasis aturan menghilangkan kebutuhan akan pemrograman kustom, memungkinkan pengguna menambahkan kondisi-kondisi untuk menyesuaikan alur kerja. Ini adalah prinsip utama pengembangan berbasis low code yang menjadi keunggulan Kissflow.

Microsoft PowerApps

Microsoft Power Apps adalah layanan untuk membangun aplikasi bisnis kustom dengan cepat dan tanpa kompleksitas. Platform ini mencakup komponen-komponen AI yang sudah siap pakai. Kemampuan untuk memperluas (extensibility) juga merupakan fitur yang menarik, dengan lebih dari 200 connectors untuk mengintegrasikan data dan sistem yang berbeda.

Quickbase

Quickbase adalah LCDP (Low Code Development Platform) untuk membuat alur kerja. Ini sangat cocok untuk membantu tim menemukan solusi terhadap hambatan dan melakukan reformasi operasional. Aset kuat dari platform ini adalah pasar siap pakai dan integrasi pihak ketiga yang bermanfaat.

OutSystem

OutSystems adalah platform low code omnichannel, yang berarti perusahaan dapat membangun aplikasi melalui berbagai media. Beberapa fitur unggulan dari platform ini seperti real-time performance dashboards, kemampuan pengembangan yang cepat, serta keamanannya yang kuat.

 

Kekurangan Umum Platform Low Code untuk Mengembangkan Aplikasi

 

Kekurangan Platform Low Code Development

Sumber: Quickbase

 

 

Di samping low code memiliki banyak keunggulan, sebuah inovasi pasti juga terdapat kekurangan di dalamnya. Berikut kekurangan umum platform low code untuk mengembangkan aplikasi. 

Low code dapat mendorong shadow IT

Karena platform low code dapat digunakan oleh orang yang tidak memiliki keahlian IT, pada akhirnya banyak platform yang digunakan ternyata tidak memenuhi syarat platform low code yang baik. Ini berdampak pada risiko keamanan sistem dan pemborosan sumber daya. 

Ketergantungan pada Vendor

Beberapa vendor menghasilkan kode yang terstandarisasi yang memudahkan pemeliharaan aplikasi. Namun, aplikasi juga dapat dipelihara di luar platform vendor. Adapun vendor lain memiliki kode yang berbeda bahkan cenderung rumit untuk digunakan sebagai pemeliharaan. Ini menjadikan pengguna ketergantungan pada vendor dan sulit untuk berpindah. 

Kustomisasi

Saat membuat perangkat lunak kustom, satu-satunya batasan yang mungkin dihadapi pengembang adalah kemampuan perangkat keras dan bahasa asli. Nah, platform low code lebih terbatas untuk masalah kustomisasi. Pengguna mungkin tidak mendapatkan fungsionalitas yang tepat sesuai yang diinginkan. 

 

#BelajarLebihMudah Melalui Kelas Pengembangan Aplikasi di Kelas.com

Kamu pasti sudah paham tentang pendekatan low code dalam membangun aplikasi serta berbagai pilihan platform. Namun, ada satu lagi pilihan platform yang patut kamu coba yaitu Mendix. Mendix populer di kalangan Software Developer maupun Programmer karena penggunaan coding minimal.

 

Mendix tepat bagi pemula yang baru ingin belajar membangun software. Maka dari itu, belajar seluk beluk Mendix di Kelas.com melalui Kursus Mendix untuk Membuat Aplikasi Low Code, yuk! Kamu akan belajar mulai dari pembuatan user stories, wireframe, dynamic data, hingga merancang sistem keamanan di aplikasi Mendix. 

 

Lengkap, bukan, materinya? Nah, tunggu apalagi? Segera beli kelas kursus Mendix dengan harga terjangkau hanya di Kelas.com!

Bagikan Artikel ini: