Keterampilan Khusus  

Ketahui Alasan Pentingnya Design Sprint Hingga Manfaatnya

Design Sprint adalah

Inovasi merupakan aktivitas yang penuh tantangan. Yang menghentikan kita dari menciptakan produk atau layanan hebat bukanlah kurangnya ide, melainkan bagaimana cara mewujudkannya dalam operasional. Hal ini menghambat proses pemberian nilai berkelanjutan kepada pelanggan. 

 

Bagi yang mengalami banyak hambatan dalam membangun produk atau layanan, kamu bisa menerapkan design sprint. Ini merupakan tools untuk membantu tim keluar dari kebuntuan dan menciptakan produk yang dapat digunakan. Penasaran? Pahami seluk beluk Design Print disini!

 

Apa itu Design Sprint?

Design sprint adalah proses intensif dan terstruktur untuk mempercepat inovasi, menangani tantangan kompleks, serta menguji konsep baru. Proses ini merupakan gabungan dari prinsip Design Thinking dan Agile, yang dikembangkan oleh Google Ventures (GV).

 

Metodologi ini dipopulerkan oleh Jake Knapp di Google Ventures dan menggabungkan elemen design thinking, prototyping, serta user testing untuk validasi ide dengan cepat. Proses ini memungkinkan tim membuat keputusan yang terinformasi dan mencapai hasil nyata dalam waktu singkat. 

 

Struktur terorganisir dalam design sprint mendorong kreativitas, mempercepat pemecahan masalah, dan memastikan solusi yang berpusat pada pengguna dengan melibatkan pemangku kepentingan utama dalam format lokakarya intensif yang dibatasi waktu.

 

Alasan Pentingnya Design Sprint

 

Design Sprint adalah

Sumber: Pexels

 

Design sprint memungkinkan tim untuk menghadapi masalah kompleks dan memvalidasi ide. Dengan mendorong pemahaman mendalam terhadap masalah, mendorong beragam ide, dan menyusun prototipe yang dapat diuji. Pendekatan ini mengubah masalah menjadi peluang.

 

Menurut penelitian yang dilakukan oleh IBM, penerapan design thinking dapat mengurangi waktu desain dan pengiriman hingga 75%. Ini dikarenakan design sprint menjadi alat yang dapat memungkinkan tim berhenti berpikir terlalu lama dan mulai bertindak.

 

Proses ini menawarkan pendekatan yang terstruktur dan efektif untuk berpikir kreatif dibandingkan dengan brainstorming biasa. Dalam waktu lima hari, design sprint akan membantu tim memahami, menghasilkan ide, memutuskan, membuat prototype, hingga mendapatkan feedback dari pengguna.

 

4 Manfaat Menggunakan Design Sprint

Metode design sprint sangat esensial ketika waktu menjadi faktor utama, dan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan serta tim di berbagai industri. Berikut manfaat menggunakan design sprint

Meningkatkan Inovasi

Design sprint dirancang untuk mempercepat proses inovasi. Dalam dunia bisnis yang bergerak sangat cepat, menjaga keunggulan merupakan hal yang utama. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk bergerak dengan cepat dari satu ide besar ke ide berikutnya.

Mempercepat Waktu Penyelesaian

Design sprint dibutuhkan ketika kecepatan menjadi kunci. Metode ini menjadi pendekatan utama dalam situasi yang menuntut respons cepat, baik itu untuk beradaptasi dengan perubahan pasar, menghadapi tantangan kompetitif, atau memanfaatkan peluang yang hanya berlangsung sesaat.

Kolaborasi Lintas Fungsi

Proses ini tidak terbatas pada jenis perusahaan atau tim tertentu, artinya, dapat diadaptasi dan bermanfaat di berbagai industri. Metode ini sangat efektif ketika melibatkan kolaborasi berbagai keahlian, menggabungkan kemampuan desainer, pengembang, pemasar, dan lainnya.

Meningkatkan Orientasi pada Pengguna

Design sprint fokus pada pemikiran dibandingkan dengan keindahan seni. Meskipun estetika penting, tujuan utamanya yaitu mengatasi masalah dunia nyata secara efektif. Ini menekankan solusi yang berorientasi pada pengguna, memastikan bahwa produk sesuai dengan kebutuhan.

 

5 Batasan Design Sprint

Meskipun design sprint sangat berguna bagi tim yang ingin mengembangkan dan menyempurnakan ide dengan cepat, ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan

 

Lingkup yang Terbatas

Design sprint dirancang untuk menyelesaikan masalah atau tantangan tertentu secara cepat. Artinya, metode ini mungkin tidak cocok untuk masalah kompleks yang memiliki banyak aspek dan memerlukan pendekatan lebih mendalam.

Keterbatasan Waktu

Design sprint biasanya berlangsung selama lima hari, yang mungkin terasa singkat bagi beberapa tim. Ada risiko bahwa beberapa tahap sprint, seperti pembuatan prototipe dan pengujian kegunaan, mungkin tidak mendapatkan waktu yang cukup.

Keterlibatan Pemangku Kepentingan yang Terbatas

Biasanya, sprint melibatkan tim kecil yang terdiri dari desainer dan beberapa pemangku kepentingan utama. Namun, tidak semua perspektif relevan mungkin terwakili, yang dapat menyebabkan adanya celah atau masalah di masa mendatang.

Potensi Bias

Karena design sprint berlangsung secara cepat dan iteratif, anggota tim mungkin secara tidak sengaja memasukkan bias serta asumsinya ke dalam proses.

Tidak Cocok untuk Semua Proyek

Design sprint paling cocok untuk proyek yang melibatkan pembuatan sesuatu yang baru, seperti produk atau layanan baru. Metode ini mungkin kurang efektif untuk proyek yang lebih fokus pada perbaikan bertahap atau pemeliharaan produk atau layanan yang sudah ada.

 

 

Baca juga:

 

5 Tahapan Proses Design Sprint

Proses design sprint biasanya mengikuti tahapan-tahapan yang dirancang, dari tahap mendefinisikan masalah hingga menguji solusi dengan cara yang terstruktur. Berikut tahapan umum dalam proses design sprint yang membutuhkan waktu lima hari. 

Tahap 1 (Senin): Memahami Masalah

Pada hari pertama, tim akan mendefinisikan masalah, mengidentifikasi pengguna, dan memetakan perjalanan pengguna. Ini akan menciptakan basis pengetahuan, yang mencakup berbagai sudut pandang dalam bisnis dan industri.

 

Hasil dari tahap ini akan mempercepat pemahaman tentang tantangan yang dihadapi. Proses ini melibatkan kontribusi berbagai pihak dan memberikan kesempatan kepada anggota lintas fungsi untuk menemukan perspektifnya sendiri.

 

Sebelum produk akhir ditetapkan, tim terlebih dahulu harus memutuskan challenge statement dengan kriteria yang dapat diukur untuk mengevaluasi efektivitasnya. Ini menghasilkan satu atau lebih challenge statement yang terdefinisi dengan baik, setelah itu dapat dikomunikasikan kepada seluruh tim.

Tahap 2 (Selasa): Membuat Sketsa Solusi untuk Masalah

Pada hari kedua, tujuan tim yaitu mengembangkan berbagai solusi potensial untuk masalah tersebut. Ini dapat menggunakan teknik brainstorming, sketsa, atau metode ideasi lainnya untuk menghasilkan dan menyempurnakan solusi.

 

Terdapat metode sketsa empat langkah yang merupakan cara efektif untuk mengembangkan solusi kreatif dan mengatasinya. Metode ini memungkinkan tim bekerja dengan efisien sambil mendorong kreativitas dan inovasi. Berikut langkah-langkahnya:

  • Catat Ide: Luangkan 20 menit untuk mencatat tujuan, peluang, dan inspirasi yang telah dikumpulkan.

  • Buat Sketsa Awal: Luangkan 20 menit untuk menggambar ide kasar guna membantu memetakan pikiran.

  • Crazy 8s: Ambil solusi terbaik dan buat delapan variasi solusi tersebut dalam delapan menit. Latihan ini dikenal sebagai "Crazy 8s".

  • Solusi Lengkap: Buat sketsa solusi end-to-end yang terperinci dalam 30 menit atau lebih.

Tahap 3 (Rabu): Memutuskan Solusi Terbaik

Di tahap ini, tim akan meninjau solusi potensial yang telah dihasilkan dan mempersempitnya menjadi solusi paling menjanjikan. Tim dapat mempertimbangkan potensi dampak, kelayakan, dan keinginan dari setiap solusi melalui metode Solution Sketch (Sketsa Solusi). 

 

Tim kemudian mencapai konsensus tentang satu ide melalui latihan pengambilan keputusan. Setiap anggota tim bertugas membuat storyboard yang menggambarkan solusi dalam bentuk narasi. Ini membantu memvisualisasikan bagaimana pengguna berinteraksi dengan produk dari awal hingga akhir.

 

Dengan melakukan brainstorming secara cepat dan menggunakan teknik berpikir divergen seperti mind mapping, berbagai solusi dapat ditemukan dengan cepat. Dari sini, anggota tim didorong untuk memilih ide yang disukai dan mengembangkannya lebih lanjut. 

Tahap 4 (Kamis): Membuat Prototipe

Pada tahap ini, tim akan menciptakan representasi nyata dari solusi yang telah dipilih. Ini bisa berupa prototipe fisik atau digital dari produk atau layanan. 

 

Aktivitas pada fase ini dapat meliputi:

  • Membuat sketsa ide di atas kertas atau papan tulis

  • Membuat mock-up digital menggunakan perangkat lunak seperti Adobe Photoshop

  • Membangun prototipe dengan alat khusus seperti Figma atau Framer, atau

  • Membuat sesuatu dari awal dengan menggunakan kode

 

Selama fase ini, penting untuk terus melakukan penyempurnaan ide hingga ditemukan solusi yang sempurna untuk setiap fitur. Penting juga memastikan bahwa semua persyaratan telah terpenuhi, sehingga pengguna memiliki pengalaman yang optimal saat menggunakan prototipe.

Tahap 5 (Jumat): Uji dengan User atau Pelanggan

Tahap terakhir dari design sprint yaitu memvalidasi hipotesis yang dibuat pada tahap pertama. Fase ini melibatkan pengujian prototipe oleh beberapa orang yang telah dipilih sesuai kriteria tertentu. Feedback-nya akan memberikan wawasan tentang apakah produk tersebut memenuhi kebutuhan.

 

Semua data yang dikumpulkan dari pengujian ini akan digunakan untuk menentukan apakah ide tersebut layak untuk dikembangkan lebih lanjut dan diimplementasikan. Penting mencatat apa yang berhasil dan yang tidak, sehingga penyesuaian serta perubahan dapat dilakukan jika diperlukan. 

 

5 Tips Membuat Design Sprint

 

Proses Design Sprint

Sumber: Pexels

 

Mempersiapkan design sprint merupakan proses yang menyenangkan dan kolaboratif bagi tim. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan.

Rekrut Tim Lintas Fungsi

Kumpulkan tim lintas fungsi dengan keahlian yang relevan untuk menangani masalah yang akan dipecahkan. Pertimbangkan untuk mengikutsertakan perwakilan dari berbagai departemen atau bidang keahlian agar perspektif yang dihadirkan lebih beragam.

Kumpulkan Informasi dan Tetapkan Tujuan

Kumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang masalah dan pengguna, termasuk riset pasar, feedback pengguna, hingga data analitik. Tetapkan tujuan yang jelas untuk design sprint dan komunikasikan kepada tim. Hal ini akan membantu semua orang tetap fokus bekerja menuju sasaran yang sama.

Pilih Lokasi

Temukan ruang yang mendukung kreativitas dan kolaborasi. Ruangan ini sering disebut "war room" dalam design sprint. Pastikan ruang tersebut bebas dari gangguan dan dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan seperti pulpen, spidol, catatan tempel, serta papan tulis.

Gunakan Alat Kolaboratif yang Tepat

Alat kolaboratif dapat membuat proses lebih lancar dan produktif. Setelah itu, uji dengan pengguna nyata. Selalu lakukan validasi dengan pengguna asli, karena feedback autentik tak tergantikan.

Rekrut Peserta Pengujian di Awal

Usahakan merekrut setidaknya lima peserta untuk uji coba. Sebelum hari pengujian, informasikan peserta uji coba apa tentang pengujian ini sehingga dapat merasa nyaman. Sediakan camilan untuk pengujian langsung atau insentif untuk pengujian jarak jauh.

 

#BelajarLebihMudah Membuat Design Sprint bersama Kelas.com

Membuat produk digital tengah menjadi tren saat ini, karena sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Tentunya memiliki skill di bidang teknologi informasi menjadi suatu keharusan sekarang. Untuk itu, pilih Kelas.com untuk mempelajari ilmu tentang teknologi informasi. 

 

Seperti kelas Belajar IT Project Management dari Dasar sampai Mahir yang dirancang khusus untuk membimbingmu, dalam membuat project seperti design sprint. Kelas ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga latihan praktik langsung yang aplikatif. So, ayo gabung bersama Kelas.com sekarang!

Bagikan Artikel ini: