Bisnis dan Marketing  

Simak Berbagai Jenis Brand Architecture dan Cara Membuatnya

Brand Architecture adalah

Sebagai Entrepreneur, membangun branding yang positif untuk bisnis merupakan strategi penting yang dapat dilakukan. Hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan perusahaan dengan para pelanggan dan stakeholder, serta dengan meningkatkan penjualannya. 

 

Menurut riset Oberlo, 68% bisnis dengan branding yang konsisten telah berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan sebesar 10% atau lebih. Pelanggan juga menghargai bila sebuah bisnis memiliki konsistensi brand

 

Para pelanggan cenderung ingin mengetahui lebih lanjut terhadap suatu brand sebelum memutuskan untuk membeli. Dan dan salah satu cara terbaiknya adalah melalui strategi branding. Maka, penting bagi brand untuk menyusun brand architecture demi memudahkan pelanggan mengenali dan menggunakan produk atau layanan. 

 

Bagi kamu yang tertarik mempelajari brand architecture untuk branding, simak penjelasannya di bawah ini, yuk!

 

Apa yang Dimaksud dengan Brand Architecture?

Setiap perusahaan yang didirikan tentu saja akan mengalami perkembangan di masa depan. Salah satu cara untuk memperkuatnya adalah dengan melakukan ekspansi seperti membangun anak perusahaan. 

 

Contohnya adalah jika sebuah brand yang memiliki produk atau layanan tertentu, di masa depannya, brand tersebut akan membangun juga sub-brand untuk memperkuat posisinya di pasar. Sub-brand dibangun dengan produk dan layanan yang berbeda dari brand induk namun masih dalam satu manajemen atau kepemilikan. 

 

Brand utama dan sub-brand harus dikelola hingga menghasilkan branding perusahaan yang baik dan positif. Para ahli strategi brand mengatur kedua hal tersebut dengan membuat kerangka kerja yang disebut dengan brand architecture. 

 

Brand architecture atau dalam Bahasa Indonesia berarti arsitektur merek, adalah proses strategis yang digunakan oleh ahli strategi brand untuk mengatur sub-brand yang terkait dengan brand induk/utama. Brand architecture juga mengatur hubungan sub-brand dengan brand induk.

 

Kenapa Brand Architecture Penting?

Apakah kamu tahu bahwa pengelolaan brand architecture sangatlah penting. Manfaatnya bukan untuk perusahaan saja, namun juga mempermudah konsumen dalam mengidentifikasi brand. Hal ini juga kuat hubungannya dengan tingkat penjualan. 

 

Dilansir dari Brand Folder, berikut terdapat beberapa manfaat brand architecture yang perlu kamu ketahui.

Brand Positioning yang Jelas dan Konsisten

Portofolio brand yang terdefinisi dengan baik dan kohesif membantu pelanggan mengidentifikasi merek induk dan sub-brand. Hal ini membuat pelanggan kamu tidak bingung saat menentukan produk atau layanan apa yang dibutuhkan.

Mengurangi Biaya Pemasaran

Ketika kontribusi setiap brand terhadap tujuan utama perusahaan sudah jelas, ini akan memudahkan tim pemasaran dalam mengalokasikan sumber daya keuangan untuk mendapatkan laba atas investasi yang lebih baik.

Platform untuk Pertumbuhan dan Ekspansi

Tujuan brand architecture adalah menempatkan masing-masing brand pada posisi yang menargetkan segmen audiens tertentu, sehingga sub-brand memiliki ruang untuk berkembang. Ini juga akan membantu meningkatkan loyalitas merek secara keseluruhan.

Lebih Banyak Peluang Cross-selling (Penjualan Silang)

Brand architecture yang sudah tepat dapat menghasilkan kepercayaan dari pelanggan. Hal ini tentu saja memberikan banyak peluang untuk cross-selling. Dengan kata lain, pelanggan berpeluang untuk membeli beragam produk atau layanan lainnya dari sub-brand yang ditawarkan oleh perusahaan kamu.

Menjaga Konsistensi Brand

Brand architecture yang terdokumentasi sama dengan strategi yang konsisten. Hal ini terutama berlaku untuk merek yang terus berkembang. Tanpa brand architecture yang tepat, perusahaan berisiko kehilangan pengetahuan atau aset penting. 

 

 

Baca juga:

 

Komponen Brand Architecture

Dikutip dari Qualtrics, ada beberapa komponen brand architecture. Di bawah ini diuraikan fitur-fitur utama dari masing-masing komponen, dan hubungannya satu sama lain.

Brand Master

Brand master adalah brand yang dibangun oleh suatu perusahaan dan biasanya brand yang paling dikenal oleh pelanggan. Biasanya, brand master terlihat sebagai logo pada semua produk dan layanan yang diberikan kepada pelanggan, dan biasanya merupakan nama perusahaan. Sub-brand yang dimiliki kemungkinan besar akan mampu melakukan cross-selling

Sub-brand

Sub-brand adalah berbagai brand yang berada di bawah brand utama dalam brand architecture. Sub-brand biasanya berisi nama brand induk tetapi akan menunjukkan perbedaannya dengan judul lengkapnya. Mereka biasanya berbagi nilai dengan brand induk.

Parent Brand

Parent brand berada di puncak hierarki dalam brand architecture, namun sub-brand dan produk yang dijualnya tidak harus berada dalam kategori yang sama.

Umbrella Brand

Umbrella brand merupakan brand yang menyeluruh, namun belum tentu memiliki identitas yang sama dengan berbagai brand yang berada di bawahnya. Namun, jenis tema produknya sama. Artinya mungkin terjadi persaingan antar brand di bawahnya.

 

Jenis-Jenis Brand Architecture?

Dalam membuat brand architecture, terdapat jenis-jenis yang perlu kamu ketahui. Melansir dari Ebaqdesign, berikut jenis-jenis brand architecture:

1. Branded House

 

Sumber: Ebaqdesign

 

Jenis brand architecture yang pertama adalah branded house. Jenis ini dicirikan oleh brand induk tunggal yang kuat dan sangat dominan terhadap semua sub-brand. Atau dengan kata lain, semua sub-brand merupakan turunan dari brand induk. Brand induk biasanya mengambil kendali atas seluruh operasi.

 

Jenis brand ini berbagi identitas visual yang sama, namun dengan sedikit modifikasi, seperti mengubah warna dan menambahkan ekstensi baru. Semua sub-brand umumnya menyandang nama brand induknya atau selalu terlihat, tetapi dengan deskriptor yang biasanya ditempatkan di samping atau di bawah logo.

2. Endorsed Brands

 

Sumber: Ebaqdesign

 

Endorsed brands adalah brand architecture yang dicirikan oleh sinergi antara merek induk dan sub-brand. Ini adalah struktur di mana merek induk mendominasi atas semua sub-brand. Atau dengan kata lain, seluruh sub-brand didukung oleh brand induk hingga batas tertentu.

 

Biasanya endorsed brands diaplikasikan pada brand yang benar-benar baru, sedang dikembangkan dan kemudian didukung oleh visibilitas merek induk. Dengan kata lain, dukungan brand induk kurang signifikan dibandingkan jenis branded house.

 

Secara umum, penempatan logo brand induk tidak begitu terlihat atau agak tersembunyi. Brand yang mengadaptasi jenis endorsed brands dapat beroperasi secara mandiri dan bersaing di berbagai industri atau kategori.

3. House of Brands

 

Sumber: Ebaqdesign

 

Jenis brand architecture berikutnya adalah House of Brands, yang dicirikan oleh serangkaian sub-brand yang sama sekali tidak terkait. Ini adalah struktur di mana merek induk tidak memiliki keterkaitan dengan sub-brand apa pun. Atau dengan kata lain, nama perusahaan induk sama sekali tidak terlihat. 

 

Sejalan dengan ini, berbagai brand baru terus dikembangkan, dimana masing-masing brand memiliki citra uniknya sendiri. Brand diposisikan sebagai brand baru dan berbeda, memiliki fitur berbeda, dan melayani audiens yang berbeda sehingga masing-masing memerlukan identitas brand yang unik.

 

Jenis brand architecture ini sama sekali tidak bergantung pada brand induk, dimana semua sub-brand sepenuhnya independen. Maka, sebagian besar konsumen bahkan tidak mengetahui brand induk di balik beberapa produk terkenal yang digunakan. 

4. Hybrid Brand

 

Sumber: Ebaqdesign

 

Yang terakhir dalam jenis brand architecture adalah Hybrid Brand. Sesuai dengan namanya, hybrid merupakan campuran dari hal-hal di atas dalam beberapa konfigurasi, beberapa sub-brand yang mungkin terhubung ke merek induk, sementara sub-brand lainnya tetap terpisah.

 

Brand architecture jenis hybrid adalah kombinasi jenis berbeda di bawah satu organisasi. Hybrid Brand biasanya terjadi ketika sebuah perusahaan memulai hanya dengan satu brand, kemudian perluasannya diciptakan seiring pertumbuhan perusahaan.

 

Bagaimana Membuat Brand Architecture yang Jelas?

Cara umum untuk mengidentifikasi brand architecture adalah dengan membuat bagan yang berisi brand utama dan sub-brand. Sama seperti bagan organisasi yang menunjukkan hierarki eksekutif perusahaan, brand architecture menunjukkan hubungan yang sama antara semua subdivisi di perusahaan induk.

 

Dilansir dari Upwork, berikut empat langkah yang perlu kamu ketahui untuk membangun rencana brand architecture yang sesuai untuk perusahaan.

Lakukan Riset Pelanggan dan Pesaing

Lakukan riset tentang apa yang sudah diketahui dan dipahami pelanggan tentang brand yang kamu bangun. Dalam riset ini kamu bisa mengidentifikasi tingkat kesadaran dan loyalitas brand kamu saat ini serta seberapa jelas pesan brand kamu kepada pelanggan. 

 

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan mengerucut pada jenis brand architecture mana yang terbaik untuk diterapkan pada brand kamu.  

 

Riset juga bisa kamu lakukan melalui interaksi kualitatif dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal. Wawancara yang kamu lakukan bisa sangat membantu untuk mendapatkan wawasan tentang bagian mana yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.

 

Kamu juga dapat melakukan studi kuantitatif yang melibatkan alat seperti survei online dan merancang tes brand equity yang memungkinkan kamu untuk melihat posisi masing-masing brand, termasuk brand kamu dan pesaing. 

Pilih Jenis Brand Architecture

Memilih jenis brand architecture sangat bergantung pada seberapa banyak atau sedikit keinginan untuk menampilkan brand induk kamu. 

 

Cara sederhana untuk mengevaluasi brand architecture adalah dengan membuat daftar pro/kontra untuk setiap jenis struktur. Dengan prioritas yang sudah jelas, rancang promosi silang dari produk dan layanan yang paling baik dalam menopang sinergi antar sub-brand yang kamu kelola. 

 

Saat merencanakan, jangan lupa untuk mempertimbangkan masalah keuangan dan tenaga kerja. Tidak ada gunanya bagi brand kamu merancang brand architecture tanpa anggaran atau sumber daya untuk mempertahankannya dalam jangka panjang.

Bangun Strategi

Keberhasilan membangun strategi merek adalah menentukan jenis brand architecture terbaik untuk brand induk dan sub-brand. Setelah memutuskan brand architecture yang sesuai, buatlah blueprint dari struktur tersebut. 

 

Sebagai contoh, jika perusahaan induk yang kamu kelola memiliki tiga brand sepatu terpisah yang semuanya mencantumkan lambang perusahaan induk, hal ini perlu dijelaskan dalam blueprint brand architecture. Sertakan cakupan, peran strategis, dan hubungan sub-brand dengan brand induk.

Sejajarkan Konten ke Dalam Struktur

Beberapa perusahaan mungkin menghadapi tantangan ketika menerapkan struktur dari brand baru. Memastikan identitas brand kamu saat ini sesuai dengan arsitektur brand baru yang kamu pilih sangat penting bagi perusahaan lama yang ingin melakukan rebranding.

 

Sebaliknya, perusahaan baru yang pertama kali menciptakan produk atau layanan memiliki lebih banyak kelonggaran.Pada akhirnya, perusahaan harus memilih brand architecture yang memiliki jumlah gangguan terkecil terhadap brand equity saat ini. Selain itu, tekankan pada kekuatan yang terkait dengan masing-masing sub-brand.

 

#BelajarLebihMudah Melalui Kelas Branding di Kelas.com

Menurut penjelasan tentang brand architecture diatas, kamu jadi paham, bukan, tentang pentingnya branding dalam membangun sebuah brand? Bagi yang berkecimpung dalam dunia pemasaran maupun siapa saja yang tertarik pada aktivitas branding, perdalam ilmunya hanya di Kelas Panduan Melakukan Brand Audit untuk Memperkuat Branding dari Kelas.com!

 

Di kelas ini, kamu akan mempelajari tentang brand audit untuk memperkuat branding. Dengan mempelajari brand audit, kamu bisa mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan brand, peluang untuk meningkatkan posisi brand, serta merumuskan strategi yang efektif untuk memperkuat brand dan mencapai tujuan bisnis yang kamu inginkan. Gak sabar untuk memperdalam ilmunya? Yuk, ikuti kelasnya!

Bagikan Artikel ini: