Siap Kerja  

Mengenal Tujuan Hingga Manfaat Agile pada Desain Produk

Mengenal Tujuan Hingga Manfaat Agile pada Desain Produk

Tahukah kamu untuk mendesain sebuah produk diperlukan beberapa metode agar desain yang kamu buat sesuai dengan fungsinya. Ada berbagai macam metode yang dapat kamu gunakan, salah satu metodenya adalah metode agile.

 

Lantas, apa itu metode agile? Serta bagaimana penerapannya pada product design dan development? Gak perlu bingung! Kali ini Kelas.com akan membahas tuntas soal metode agile atau agile methods meliputi manfaat, tujuan, dan lainnya. Baca artikelnya sampai selesai, ya!

 

Agile Manifesto 

Agile manifesto merupakan dokumen singkat yang dibuat berdasarkan 4 pilar dan 12 prinsip untuk pengembangan agile software. Agile manifesto diterbitkan pada Februari 2001 dan merupakan karya dari 17 Developer yang mengamati hal terkait meningkatnya kebutuhan akan alternatif untuk proses pengembangan software yang digerakkan oleh dokumentasi.

 

Adapun 4 pilar agile manifesto yakni,

  • Individuals and interactions, termasuk dalam proses dan berbagai tools

  • Working software, termasuk dalam dokumentasi yang komprehensif

  • Customer collaboration, termasuk dalam negosiasi kontrak

  • Responding to change, termasuk dalam mengikuti rencana.

 

Apa Itu Agile Pada Product Design?

 

Apa itu Agile pada product design

Sumber: Freepik

 

Agile pada product development mengacu pada serangkaian praktik dan metode pengembangan produk berdasarkan prinsip dan nilai agile manifesto. Dalam product development, tim produk akan membuat sebuah produk menggunakan short iteration yang memungkinkan feedback berkelanjutan dan peningkatan cepat.

 

Metode agile diperkenalkan sebagai upaya untuk memangkas biaya dalam product development dan membuat software yang lebih baik dalam prosesnya. Oleh karena itu, metode agile populer di kalangan tim produk karena membuat produk lebih cepat dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik.

 

Tujuan Agile pada Product Design

Metode agile pada product design bertujuan untuk menghasilkan software yang memiliki nilai jual tinggi dan menggunakan biaya seefisien mungkin. Selain itu, agile membuat kualitas dari produk yang dibuat menjadi lebih berkualitas.

 

Selain itu, agile bertujuan untuk memastikan produk tetap relevan dengan kebutuhan user. Hal itu disebabkan karena kepuasan user adalah pendorong utama dalam pengembangan software dan mudah untuk melihat mengapa hal itu disertakan dalam proses mendesain produk dengan agile.

 

8 Metode Agile pada Desain Produk

 

8 Metode Agile pada Desain Produk

Sumber: Freepik

 

Melansir Tech Target, ada 8 metode yang termasuk dalam Agile sebagai berikut.

Kanban

Kanban merupakan metode pengelolaan alur kerja visual yang memungkinkan tim produk mengelola pembuatan produk secara aktif. Kanban bekerja dengan menekankan pengiriman secara berkelanjutan dalam software development life cycle (SDLC). 

 

Metode Kanban menggunakan tiga prinsip dasar seperti memvisualisasikan alur kerja, membatasi jumlah pekerjaan yang sedang berjalan, dan meningkatkan alur kerja. Metode Kanban dirancang untuk membantu tim produk atau software bekerja lebih efisien satu sama lain.

Crystal

Crystal adalah metodologi yang paling ringan dan mudah beradaptasi. Crystal berfokus pada orang dan interaksi yang terjadi saat mengerjakan proyek agile serta memperhatikan bisnis dan prioritas sistem yang sedang dikembangkan. 

 

Metode crystal bekerja dengan kesadaran bahwa setiap proyek memiliki karakteristik unik yang memerlukan serangkaian kebijakan, praktik, dan proses yang sedikit disesuaikan. Crystal menekankan pengiriman software yang sering bekerja dengan keterlibatan user yang tinggi dan kemampuan beradaptasi. 

Extreme Programming (XP)

Extreme Programming (XP) merupakan metode yang berfokus pada kecepatan dan pengiriman berkelanjutan. Metode ini mempromosikan peningkatan keterlibatan user, menghasilkan feedback yang cepat, perencanaan dan pengujian berkelanjutan, dan kerja tim yang erat. 

 

Tujuannya dari metode ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan daya tanggap software ketika menghadapi perubahan kebutuhan pelanggan. Metode XP didasarkan pada nilai-nilai komunikasi, feedback, efektivitas, dan berbagai fitur yang sederhana untuk digunakan. 

Lean Software Development

Metode ini berguna untuk memaksimalkan pengembangan software. Lean software development berfokus pada penggunaan pemetaan aliran nilai yang efektif untuk memastikan tim produk memberikan nilai kepada user

 

Metode lean menggunakan prinsip-prinsip utama seperti meningkatkan pembelajaran, memberdayakan tim, menumbuhkan integritas, membuat keputusan selambat mungkin dan pengiriman produk secepat mungkin.

Scrum 

Metode ini merupakan framework agile ringan yang dapat digunakan oleh Project Manager untuk mengontrol semua jenis proyek yang interaktif. Dengan begitu, Project Manager dapat membuat product backlog untuk bekerja dengan timnya, sekaligus mengidentifikasi dan memprioritaskan fungsionalitas sistem.

 

Scrum telah mendapatkan popularitas selama bertahun-tahun karena dikenal metode paling sederhana di antara metode agile lainnya. Hal itu terbukti dari produktivitasnya dan dapat menghubungkan ke berbagai praktik menyeluruh yang dipromosikan oleh metode agile lainnya.

Dynamic System Development (DSDM)

DSDM merupakan metode pengembangan sistem yang dinamis. Hal ini disebabkan karena respons terhadap kebutuhan akan kerangka kerja industri umum untuk pengiriman software yang cepat. DSDM didasarkan pada delapan prinsip utama. 

 

Kedelapan prinsip DSDM tersebut, di antaranya:

  •  Kolaborasi

  •  Pengiriman tepat waktu

  •  Kontrol yang didemonstrasikan

  •  Komunikasi yang terus menerus dan jelas

  •  Fokus konstan pada kebutuhan bisnis

  •  Pengembangan berulang

  •  Penciptaan secara bertahap dari fondasi yang kokoh

  •  Penolakan untuk berkompromi dengan kualitas

Feature-driven Development (FDD) 

Metode agile ini memadukan praktik terbaik software seperti pengembangan berdasarkan fitur, kepemilikan kode, dan pemodelan objek domain. Tujuannya adalah untuk membuat proses iterasi pendek yang kohesif berdasarkan model. 

 

FFD dimulai dengan mendefinisikan bentuk model secara keseluruhan dan membuat daftar fitur. Kemudian, dilanjutkan dengan berbagai pengulangan (iteration) yang berlangsung selama dua minggu serta berfokus pada perencanaan berdasarkan fitur, mendesain berdasarkan fitur, dan membangun berdasarkan fitur. 

Scaled Agile Framework (SAFe)

SAFe merupakan serangkaian alur kerja dan pola organisasi untuk menerapkan praktik agile pada skala perusahaan. SAFe memanfaatkan kerangka kerja yang relatif ringan dan mempertahankan pengambilan keputusan yang diperlukan di tingkat perusahaan untuk efisiensi pengembangan software

 

Dengan kata lain, SAFe mengambil filosofi agile dan ditugaskan menangani masalah yang lebih strategis. Terlebih lagi, untuk menuntaskan masalah dalam pembuatan sebuah produk.

 

 

Baca juga:

 

Manfaat Agile Pada Product Design

 

Manfaat Agile dalam Product Design

Sumber: Freepik

 

Manfaat metode agile mencakup kemampuan untuk membantu tim dalam lanskap yang terus berkembang dan mempertahankan fokus pada penyampaian nilai bisnis yang efisien. Selain itu, agile bermanfaat untuk mengefisiensikan waktu dan juga biaya dalam pembuatan produk.

 

Agile juga memiliki manfaat untuk meningkatkan efisiensi secara menyeluruh dalam aspek produk. Terakhir, perusahaan yang menggunakan pengembangan software agile dapat merasa yakin bahwa produk yang dirilis berkualitas tinggi karena pengujian dilakukan selama pengembangan.

 

Kekurangan Agile pada Product Design

Setelah memahami kelebihan dan manfaat ketika metode agile pada product design, kamu dapat menggunakannya sesuai dengan kebutuhanmu. Meskipun begitu, perlu diketahui juga bahwa agile memiliki beberapa kekurangan yang dapat kamu pertimbangkan sebelum menggunakannya yakni,

 

  • Jangkauan kerja yang berubah-ubah

  • Tidak cocok untuk diimplementasikan pada tim produk dengan skala besar lebih dari 20 orang

  • Tim Developer harus selalu up to date terhadap segala perubahan

 

Ikuti program:

 

#BelajarLebihMudah Untuk Mulai Jadi Praktisi Agile Bersama Kelas.com

Jadi, secara garis besar metode agile memiliki banyak fungsi dan manfaat untuk pengembangan product design. Terlebih lagi, ada berbagai macam metode yang dapat kamu coba jika ingin menggunakan metode agile untuk mendesain produk tersebut.

 

Meskipun begitu, kamu perlu memahami lebih dalam terkait agile secara keseluruhan sebelum memutuskan untuk menggunakannya. Yuk, ikuti kelas menjadi praktisi agile bersama ahlinya di Kelas.com.

 

Di kelas tersebut, kamu akan belajar lebih lanjut terkait pengembangan produk menggunakan metode agile mulai dari dasarnya. Gak cuma itu saja, ada tips untuk berkarir sebagai Product Designer langsung dari ahlinya di akhir sesinya loh! Tunggu apa lagi? Daftarkan dirimu sekarang dan ambil kelasnya!

Bagikan Artikel ini: