Ternyata ini Berbagai Karakteristik dan Prinsip dari Lean Startup
Tidak dapat dipungkiri eksistensi perusahaan rintisan (startup) tidak perlu diragukan lagi khususnya di Indonesia. Bahkan walaupun belum lama diterpa badai PHK massal, namun di tahun 2025 mendatang, sepertinya startup akan kembali menguasai pasar tanah air.
Berbagai upaya dilakukan agar bisnis ini dapat kembali bersinar di tahun mendatang. Salah satunya yakni dengan mengadaptasi metode lean startup. Apa itu dan apa bedanya dengan metode tradisional?
Nah, agar lebih jelas, kali ini Kelas.com sudah rangkum beberapa poin penting terkait metode ini. Jadi, buat kamu yang ingin belajar lebih banyak terkait model bisnis ini, yuk, simak pembahasan lebih lanjut bawah ini!
Apa yang Dimaksud dengan Lean Startup?
Menurut laman TechTarget, lean startup adalah sebuah metode pengembangan produk atau bisnis yang hanya membutuhkan waktu singkat. Kepuasan dan kebutuhan Pelanggan menjadi faktor utama dalam metode pengembangan ini.
Lean startup akan terus melakukan inovasi agar dapat memenuhi kebutuhan Pelanggan. Sehingga, dalam proses pengembangannya akan terus dilakukan uji coba agar dapat mengembangkan produk yang pas dan sesuai.
Metode ini pertama kali dikenalkan oleh Entrepreneur asal Silicon Valley yakni Steve Blank dan Eric Ries sekitar tahun 2010. Mengingat banyak bisnis startup yang bangkrut di tahun pertama beroperasi, metode ini dinilai sebagai sebuah gebrakan yang bisa membantu agar bisnis startup bisa terus beroperasi.
Walaupun termasuk baru, namun metode ini dianggap mampu bersaing di market industri. Beberapa perusahaan besar yang mengadaptasi metode ini yaitu Airbnb, Uber, Spotify, dan Dropbox.
Beda Lean Startup vs. Startup Tradisional
Sumber: Freepik
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, metode lean startup merupakan pendekatan baru. Nah, pada bagian ini, akan dijelaskan beberapa perbedaan antara metode lean startup dengan startup tradisional, berikut penjelasan selengkapnya.
Fokus Pengembangan
Pembeda pertama yakni terkait fokus development, untuk lean startup lebih berfokus kepada kepuasan dan kebutuhan Pelanggan. Sedangkan metode tradisional lebih mengutamakan visi dan misi dari Founder.
Proses Pengembangan
Pengembangan produk startup tradisional masih secara linear step-by-step, sedangkan pada metode lean menggunakan MVP (Minimum Viable Product). Maksud MVP yakni pengembangan berfokus pada fitur yang dirasa memiliki value tinggi dan dibutuhkan oleh Pelanggan.
Manajemen Risiko
Pada metode lean startup, risiko gagal bisa diminimalisir karena pengembangan difokuskan pada produk atau fitur yang benar-benar dibutuhkan. Sedangkan untuk metode tradisional, risiko gagal lebih tinggi karena belum tentu produk yang dikembangkan dibutuhkan oleh Pelanggan.
Kecepatan dan Efisiensi
Terakhir, pengembangan dengan metode lean startup juga lebih hemat waktu jika dibandingkan dengan metode tradisional. Hal ini dikarenakan pada lean startup, setiap pengembangan produk menggunakan iterasi pendek.
Karakteristik Lean Startup
Karena berbeda dari metode tradisional, maka lean startup pasti memiliki beberapa karakteristik unik. Berikut beberapa karakteristik metode lean startup.
Customer Centric
Karakteristik pertama yaitu memiliki fokus pengembangan yang disebut dengan Customer centric. Sehingga, semua fitur atau produk yang dibuat merupakan jawaban atau solusi untuk permasalahan Pelanggan.
Fleksibel
Karakteristik kedua yakni pengembangannya bersifat fleksibel. Hal ini dikarenakan setiap pengembangan dilakukan dengan cara iterasi sederhana.
Adaptable
Karakteristik terakhir yaitu metode lean startup mudah sekali beradaptasi dengan perubahan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pengembangan terutama setiap kali mendapatkan masukan atau feedback baru dari Pelanggan.
Baca juga:
- Digital Entrepreneur dan Beberapa Contoh serta Tipsnya
- Tantangan Hingga Tips Entrepreneur dalam Kelola Bisnis
Prinsip Lean Startup
Terdapat lima prinsip utama dalam pengembangan produk atau bisnis menggunakan metode ini. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait lima prinsip lean startup.
Entrepreneurs are Everywhere
Maksud dari prinsip pertama yakni ide bisnis atau usaha itu bisa berasal dari mana saja, jadi jika ingin sukses harus pintar menangkap setiap kesempatan. Bahkan perusahaan besar seperti Google, Amazon, dan Microsoft berawal dari garasi rumah.
Entrepreneurship is Management
Prinsip selanjutnya yakni berkaitan dengan manajemen bisnis dari lean startup yang unik dan berbeda dari bisnis lainnya. Agar bisa sukses, manajemennya harus fleksibel, jangan terlalu kaku dan harus tanggap terhadap setiap perubahan yang ada.
Validate Learning
Prinsip selanjutnya berkaitan dengan proses pengembangan produk yang menggunakan cara uji coba. Model bisnis ini berbeda dari bisnis lain, dimana setiap pengembangan selalu menerapkan sistem eksperimen untuk mendapatkan versi terbaik.
Innovation Accounting
Prinsip dasar keempat dari metode ini yakni adanya innovation accounting atau inovasi akuntansi. Berbeda dari perhitungan akuntansi biasanya, innovation accounting ini dikembangkan untuk mengukur, menilai, dan menganalisis kemajuan bisnis yang dijalankan.
Build-Measure Learn
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses pengembangan produk pada model ini menggunakan iterasi singkat dan sederhana. Sehingga, setiap ada produk baru, maka akan dibuat dengan cara paling sederhana, kemudian diujikan ke Pelanggan agar mendapatkan feedback untuk pengembangan selanjutnya.
Tantangan Lean Startup
Meskipun memudahkan dalam pengembangan produk dan bisnis, namun pastinya ada beberapa tantangan yang perlu diketahui sebelum menerapkan model ini. Berikut beberapa tantangan lean startup yang harus dihadapi oleh Entrepreneur.
Perencanaan yang Kurang
Karena model pengembangan yang berfokus pada eksperimen, model ini terkadang dianggap kurang memiliki perencanaan matang. Jadi, terkadang pengembangan terasa terburu-buru dan terlalu sederhana.
Failing too Fast
Masih berkaitan dengan tantangan sebelumnya, model ini juga dinilai memiliki kecenderungan untuk gagal lebih cepat dibanding model tradisional. Hal ini dikarenakan perencanaan yang kurang matang di awal dan hanya berpegangan pada eksperimen untuk setiap pengembangannya.
Only for Young Startup
Tantangan terakhir yaitu terdapat anggapan dimana model ini hanya berlaku untuk bisnis baru yang masih merintis. Namun, sepertinya anggapan ini dapat terbantahkan karena beberapa perusahaan besar seperti Airbnb, Spotify, dan Dropbox menerapkan metode ini.
Tips Memulai Lean Startup
Sumber: Freepik
Bagi kamu yang tertarik mengembangkan bisnis menggunakan model ini ada beberapa tips agar bisnismu bisa berhasil. Berikut ini beberapa tips memulai lean startup untuk berbisnis.
Fokus ke Permasalahan
Tips pertama yaitu fokus ke permasalahan yang ingin diselesaikan dengan produkmu. Pastikan kamu paham dan mengerti pain points-nya, kemudian pastikan bahwa produk tersebut memang merupakan jawaban untuk mengatasi masalah tersebut.
Batasi Setiap Pengembangan
Tips selanjutnya, pastikan untuk membatasi setiap development agar dapat seminimal mungkin. Hindari penambahan fitur yang kurang penting, hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko kegagalan.
Perhatikan Feedback Pelanggan
Karena development berfokus pada kebutuhan Pelanggan, maka pastikan untuk selalu meminta masukan Pelanggan di setiap development. Kemudian jadikan feedback tersebut sebagai masukan untuk iterasi selanjutnya.
Jangan Takut Gagal
Tips terakhir yakni jangan takut gagal, tapi jadikan kegagalan itu untuk belajar agar lebih baik di pengembangan selanjutnya. Cari tahu letak kesalahannya, kemudian perbaiki agar lebih baik dari sebelumnya.
#BelajarLebihMudah Entrepreneurship bersama Kelas.com
So, itu tadi pembahasan singkat terkait metode lean startup yang sedang hits beberapa tahun belakangan. Buat kamu yang tertarik untuk menekuni bidang ini atau mungkin ingin merintis usaha dengan metode ini jangan khawatir.
Karena Kelas.com menyediakan Kelas Belajar Bisnis dengan Metode Lean Startup. Melalui kelas ini kamu akan diajarkan bagaimana cara berbisnis menggunakan metode tersebut dari nol sampai mahir.
Kelas ini juga bersifat self-learning, jadi jadwalnya bisa disesuaikan. Nah, tunggu apalagi, yuk, daftarkan dirimu sekarang dan raih mimpimu jadi The Next CEO bersama Kelas.com!
Rekomendasi Kelas Terbaik
Bagikan Artikel ini: