Ketahui Fungsi dan Cara Kerja Container Bagi Programmer Pemula
Kamu pasti familiar dengan sistem operasi Windows dan Linux, bukan? Maka, kamu juga harus tahu bagaimana OS tersebut bekerja dengan lancar. Dalam suatu aplikasi terdapat satu unit perangkat lunak (software) yang bekerja untuk menjalankan segala sesuatu yang disebut dengan container.
Para pengembang perangkat lunak menggunakan kontainerisasi (containerization) untuk mendistribusikan aplikasi di berbagai lingkungan tanpa harus menulis ulang kode programnya. Jika kamu tertarik menjadi Programmer, kamu harus mempelajari seluk beluk container.
Berikut uraian mengenai pengertian, benefit dan cara kerja container yang bisa kamu pelajari lebih dalam. Buat kamu calon Programmer, cek, yuk!
Apa itu Container?
Sebuah container adalah unit standar perangkat lunak yang mengemas kode dan semua dependensinya sehingga aplikasi berjalan dengan cepat, serta dapat diandalkan dari satu lingkungan komputasi ke lingkungan komputasi lainnya.
Beberapa kontainer dapat berjalan pada mesin yang sama dan berbagi kernel OS dengan kontainer lain, masing-masing berjalan sebagai proses yang terisolasi dalam ruang pengguna.
Container memerlukan ruang yang lebih kecil dibandingkan virtual machine (VM), dimana gambar container biasanya berukuran puluhan megabyte (MB), yang dapat menangani lebih banyak aplikasi. Selain itu, container memerlukan lebih sedikit VM dan sistem operasi.
Dengan kata lain, container perangkat lunak adalah paket perangkat lunak berstandar. Semua yang diperlukan untuk menjalankan software ada di dalam container. Seperti kode software, waktu jalannya, alat sistem, library system, dan pengaturan.
Kenapa Container Penting?
Sumber: Pexels
Beberapa perusahaan sudah lebih maju dalam mengadopsi container. Maka, kamu harus mulai mempertimbangkan untuk mengadopsi sistem container. Ini merupakan alasan mengapa container penting.
Waktu yang Lebih Cepat dalam Menjangkau Pasar
Aplikasi dan layanan merupakan keunggulan suatu bisnis. Organisasi dapat mempercepat pengiriman layanan dengan lebih cepat saat pengembangan dan operasional menggunakan container.
Kecepatan Penyebaran
Bergerak lebih cepat dari pengembangan ke penyebaran. Kontainerisasi menghilangkan hambatan bagi tim DevOps untuk mempercepat waktu dan frekuensi penyebaran.
Pengurangan Infrastruktur IT
Kurangi biaya dengan meningkatkan kepadatan beban kerja aplikasi, mendapatkan pemanfaatan yang lebih baik dari kepadatan komputasi server, dan mengurangi biaya lisensi software.
Efisiensi Operasional IT
Dapatkan lebih banyak efisiensi operasional dengan menyederhanakan dan mengotomatisasi manajemen aplikasi serta infrastruktur yang beragam ke dalam satu model operasi.
Fungsi Container
Container memudahkan berbagi sumber daya CPU, memori, penyimpanan, dan jaringan pada tingkat sistem operasi, sekaligus menyediakan mekanisme pengemasan logis dimana aplikasi dapat diabstraksi dari lingkungan di mana mereka sebenarnya berjalan.
Container dapat berjalan di dalam mesin virtual. Ini berarti mesin host dapat memiliki beberapa sistem operasi yang mendukung beberapa container, semuanya berbagi sumber daya fisik yang sama.
Ini juga menciptakan ruang aman bagi kode aplikasi untuk menggunakan sumber daya host tanpa harus mengakui atau bergantung pada keberadaan aplikasi lain yang menggunakan sistem operasi yang sama.
Container sistem, yang juga disebut container infrastruktur, mencakup sistem operasi host, library app, dan kode pelaksanaan. Kontainer sistem dapat menjadi host bagi container aplikasi.
Baca juga:
- Mengenal Bahasa Pemrograman HTML dan Fungsi Utamanya
- Fungsi, Kelebihan, dan Kekurangan Pemrograman Javascript
- Fungsi, Jenis, dan Cara Kerja Bahasa Pemrograman CSS
Benefit Menggunakan Container
Selain fungsinya, container juga memiliki berapa benefit. Di bawah inilah benefit dari penggunaan container.
Pembagian Tanggung Jawab yang Jelas
Container memberikan pembagian tanggung jawab yang jelas, dimana developer fokus pada logika aplikasi dan dependensi. Sementara itu, tim operasi IT dapat fokus pada implementasi dan manajemen, alih-alih detail aplikasi seperti versi perangkat lunak atau konfigurasi tertentu.
Portabilitas Beban Kerja
Container dapat berjalan hampir di mana saja, sangat memudahkan pengembangan dan implementasi. Contohnya pada sistem operasi Linux, Windows, dan Mac, pada mesin virtual atau server fisik, di mesin pengembang atau di pusat data lokal, serta di cloud publik.
Sistem yang Terisolasi
Container mem-virtualisasi sumber daya CPU, memori, penyimpanan, dan jaringan pada tingkat sistem operasi. Selain itu, memberikan pengembang pandangan sistem operasi yang terisolasi secara logis dari aplikasi lainnya.
Ekosistem yang Andal
Sebagian besar sistem runtime container menawarkan repository publik yang di-host untuk container yang telah dibuat sebelumnya. Repository container ini berisi banyak aplikasi perangkat lunak populer seperti database atau sistem pesan. Ini dapat diunduh serta dieksekusi dengan cepat sehingga menghemat waktu tim pengembang.
Cara Kerja Container
Sumber: Pexels
Proses manajemen kontainer standar memiliki empat tahap untuk aplikasi dan layanan yang dimiliki:
-
Pembuatan
-
Penyelenggaraan
-
Penyesuaian/Perluasan
-
Penghancuran
Kontainerisasi memastikan bahwa tidak ada dari tahap-tahap ini tergantung pada kernel OS. Oleh karena itu, container tidak membawa OS Tamu dengan mereka seperti yang harus dilakukan oleh VM.
Aplikasi yang di kontainerisasi terkait dengan semua dependensinya sebagai unit yang dapat diterapkan tunggal. Dengan memanfaatkan fitur dan kemampuan OS host, container memungkinkan aplikasi perangkat lunak ini bekerja di semua lingkungan.
Beda Container dengan Virtual Machine (VM)
Banyak orang termasuk kamu yang mungkin bingung mengenai perbedaan container dengan virtual machine (VM) atau teknologi virtualisasi server. Meskipun ada beberapa kesamaan dasar, container sangat berbeda dari VM.
VM berjalan dalam lingkungan hypervisor dimana setiap mesin virtual harus mencakup sistem operasi tamunya sendiri di dalamnya, bersama dengan binary, library, dan berkas aplikasi terkait.
Ini menghabiskan banyak sumber daya sistem dan overhead, terutama ketika beberapa VM berjalan di server fisik yang sama, masing-masing dengan sistem operasi tamu mereka sendiri.
Sebaliknya, setiap container berbagi sistem operasi host atau kernel sistem yang sama dan ukurannya jauh lebih ringan, sering kali hanya beberapa megabita. Hal ini berarti bahwa sebuah container mungkin hanya memerlukan beberapa detik untuk mulai (dibandingkan dengan beberapa gigabyte dan menit yang diperlukan untuk VM biasa).
Yang menjadi perbedaan utama antara kontainer dan virtual machine adalah mesin virtual membuat virtualisasi seluruh mesin hingga ke lapisan perangkat keras. Sedangkan container hanya membuat virtualisasi lapisan perangkat lunak di atas tingkat sistem operasi.
#BelajarLebihMudah Melalui Kelas Docker di Kelas.com
Setelah membaca penjelasan di atas, kamu pasti sudah paham tentang benefit serta cara kerja container pada suatu perangkat lunak. Nah, kamu juga perlu tahu, nih, salah satu container paling populer di dunia, yaitu Docker.
Calon Programmer dan DevOps haru menguasai Docker. Hal ini dikarenakan hampir semua perusahaan teknologi sudah menggunakannya untuk menjalankan aplikasi. Untuk menambah pengetahuan mengenai Docker, kamu perlu mengikuti Kelas Docker di Kelas.com!
Di kelas ini kamu akan diajak untuk belajar mulai dari pengenalan, instalasi, arsitektur Docker dan lainnya. Dengan begitu, kamu akan memahami kecanggihan Docker yang sudah digunakan banyak perusahaan besar! Seru banget, ya! Jadi, tunggu apalagi? Ayo, gabung kelasnya sekarang juga!
Rekomendasi Kelas Terbaik
Bagikan Artikel ini: