banner-campaign-1
Siap Kerja  

Catat Proses dan Model Software Development Life Cycle Berikut ini

SDLC adalah

Kamu memiliki pengalaman dan edukasi dalam bidang TI tapi masih belum tahu seputar software development life cycle? Wah, sepertinya kamu perlu mempelajari lebih dalam seputar SDLC lagi, nih

 

Eitss.. tenang aja! Kamu gak perlu khawatir lagi karena kali ini Kelas.com akan membahas tuntas seputar SDLC. Mulai dari pengertian, pentingnya SDLC, cara kerja, proses, hingga model Software Development Life Cycle (SDLC). Penasaran? Yuk, dibaca artikelnya sampai selesai, ya!

 

Apa yang dimaksud Software Development Life Cycle?

Software Development Life Cycle (SDLC) merupakan istilah yang digunakan dalam industri software untuk menggambarkan proses pembuatan produk software baru. Software Developer memastikan software diproduksi dengan biaya terendah dan kualitas tertinggi dalam waktu sesingkat-singkatnya.

 

SLDC akan memproses perencanaan, penulisan, modifikasi, dan pemeliharaan software. Developer menggunakan metodologi ini saat merancang dan menulis software modern untuk komputer, penerapan cloud, ponsel, video game, dan banyak lagi dengan mengikuti metodologi SDLC membantu mengoptimalkan hasil akhir.

 

Kenapa SLDC Penting?

SDLC penting karena membantu memastikan bahwa orang yang tepat terlibat dalam aktivitas yang tepat pada waktu yang tepat.  Menggunakan pendekatan terstruktur untuk mengembangkan software membantu memastikan bahwa proyek akan berhasil. Beberapa manfaat SDLC sebagai berikut.

 

  • Memahami kebutuhan dan tujuan software

  • Identifikasi risiko pada tahap awal

  • Merencanakan bagaimana akan menyampaikan solusi secara bertahap, seperti membuat prototipe atau menulis spesifikasi fungsional

  • Mengukur kemajuan relatif terhadap tujuan dan pastikan semuanya berjalan sesuai rencana.

 

Cara Kerja SDLC

Proses SDLC

Sumber: Freepik

 

 

SLDC memiliki cara kerja untuk menguraikan beberapa tugas yang diperlukan untuk membangun aplikasi software. Proses pengembangan melewati beberapa tahap seiring pengembang menambahkan fitur baru dan memperbaiki bug pada software.

 

SDLC dapat diterapkan pada sistem teknis dan non-teknis dalam sebagian besar kasus penggunaan, suatu sistem adalah teknologi TI seperti perangkat keras dan software. Manajer proyek dan program biasanya mengambil bagian dalam SDLC, bersama dengan Software Developer.

 

Setiap sistem software akan melalui proses pengembangan yang dapat dianggap sebagai proses berulang dengan beberapa langkah. SDLC digunakan untuk memberikan struktur dan kerangka kerja yang kaku untuk menentukan fase dan langkah-langkah yang terlibat dalam pengembangan suatu sistem.

 

 

Baca juga:

 

7 Proses SDLC

Ada tujuh proses SDLC yang perlu kamu pahami, tentunya proses ini juga menjadi life cycle dalam software tersebut. Adapun beberapa tujuh proses antara lain sebagai berikut.

Planning (Perencanaan)

Pada tahap perencanaan, pemimpin proyek mengevaluasi persyaratan proyek. Perencanaan harus dengan jelas mendefinisikan ruang lingkup dan tujuan aplikasi dan menetapkan batasan untuk membantu menjaga proyek agar tidak berkembang atau bergeser dari tujuan aslinya.

Define Requirements (Menentukan Persyaratan)

Menentukan persyaratan ini dianggap sebagai bagian perencanaan untuk menentukan apa yang seharusnya dilakukan aplikasi dan persyaratannya. Hal ini juga mencakup pendefinisian sumber daya yang dibutuhkan untuk membangun proyek.

Design and Prototyping (Desain dan Pembuatan Prototipe)

Pembuatan prototipe dapat menjadi bagian dari fase desain.  Prototipe seperti salah satu versi awal software dalam model pengembangan software  berulang serta menunjukkan ide dasar tentang bagaimana aplikasi terlihat dan bekerja.

Software Development (Pengembangan Software)

Sebuah proyek kecil mungkin ditulis oleh seorang pengembang, sementara proyek besar mungkin dipecah dan dikerjakan oleh beberapa tim. Dokumentasi dapat berupa tur aplikasi yang dipandu dengan cepat.

Testing (Pengujian)

Pada tahap pengujian memastikan bahwa setiap fungsi bekerja dengan benar. Fase pengujian membantu mengurangi jumlah bug dan hal ini menghasilkan kepuasan pengguna yang lebih tinggi dan tingkat penggunaan yang lebih baik.

Deployment

Dalam fase deployment, aplikasi tersedia untuk pengguna. Banyak perusahaan lebih memilih untuk mengotomatiskan fase penerapan.

Operations and Maintenance

Pada proses ini siklus hidup pengembangan telah selesai. Fase ini juga termasuk dalam proses yang penting dan pada fase ini pengguna menemukan bug.

 

7 Model SDLC

Model SDLC

Sumber: Freepik

 

 

Tidak hanya proses, SDLC memiliki tujuh model utama dalam pembuatannya. Model SDLC mungkin memiliki pendekatan yang berbeda namun fase dasar dan aktivitasnya tetap sama untuk semua model. Adapun beberapa model SDLC sebagai berikut.

Waterfall Model

Model pertama adalah model pertama yang digunakan di SDLC. Ia juga dikenal sebagai model sekuensial linier serta hasil dari suatu tahap merupakan masukan untuk tahap berikutnya.  

 

Pengembangan fase selanjutnya dimulai hanya ketika fase sebelumnya telah selesai. Kelebihan waterfall model adalah model yang sederhana dan mudah digunakan, namun model ini cukup memakan waktu karena persyaratannya cukup banyak dan berubah-ubah.

V-Shaped Model

Model kedua yaitu V-Shaped Model yang juga dikenal sebagai Model Verifikasi dan Validasi. Dalam model ini ini, software akan berjalan beriringan yaitu pengembangan dan pengujian berjalan paralel. 

 

Kelebihan V-Shaped Model sangat mudah digunakan dengan model yang sistematis dan disiplin yang menghasilkan produk berkualitas tinggi. Sementara, kekurangannya adalah kurang cocok untuk project yang on going dan memakan biaya yang cukup besar.

Prototype Model

Model prototipe adalah model dimana prototipe dikembangkan sebelum software sebenarnya. Model prototipe memiliki kemampuan fungsional yang terbatas dan kinerja yang tidak efisien jika dibandingkan dengan software sebenarnya.

 

Fungsi dummy digunakan untuk membuat prototipe yang berharga untuk memahami kebutuhan pelanggan. Kelebihan mengurangi biaya dan waktu pengembangan karena cacat ditemukan jauh lebih awal, namun kekurangannya adalah model ini cukup kompleks untuk digunakan.

Spiral Model

Spiral Model mencakup pendekatan berulang dan prototipe. Perulangan dalam model mewakili fase proses SDLC yaitu, perulangan terdalam adalah pengumpulan dan analisis kebutuhan yang mengikuti perencanaan, analisis risiko, pengembangan, serta evaluasi.  

 

Kelebihan dari model ini analisis risiko dilakukan secara ekstensif dengan menggunakan model prototype. Namun, kekurangan Spiral Model tidak dapat digunakan oleh proyek kecil dan memakan biaya yang cukup banyak.

Iterative Incremental Model

Model ini membagi produk menjadi bagian-bagian kecil yang terbagi dalam menjadi empat fase. Inception, elaboration, construction, transition yang cukup untuk mengelola software.

 

Kelebihan lainnya dalam Iterative Incremental Model memiliki setiap perubahan dalam persyaratan dapat dilakukan dengan mudah dan tidak memerlukan biaya mahal. Kekurangannya cukup memakan waktu yang lama serta dibangun secara bertahap.

Agile Model

Agile model merupakan kombinasi model sebelumnya yang lebih berfokus pada fleksibilitas saat mengembangkan produk dibandingkan pada kebutuhan. Di Agile, suatu produk dipecah menjadi bangunan tambahan kecil.  

 

Untuk itu, kelebihan dari agile model lebih fleksibel dan banyak fitur baru yang mudah ditambahkan. Namun, kekurangan dari model ini adalah kekurangan dokumentasi dan dibutuhkan pengalaman serta penguasaan skill yang matang.

Big Bang Model

Big Bang Model tidak memiliki proses yang pasti dan tidak memerlukan banyak perencanaan dan penjadwalan. Developer melakukan analisis kebutuhan & pengkodean dan mengembangkan produk sesuai pemahamannya. 

 

Oleh karena itu, kelebihan dari big bang model sangat mudah untuk digunakan dan memerlukan schedule waktu yang dibutuhkan. Sementara, kekurangan dari model ini adalah tidak dapat digunakan saat ongoing project serta memiliki resiko yang tinggi.

 

#BelajarLebihMudah Melalui Bootcamp Software Developer di Kelas.com

Jadi, software development life cycle merupakan hal yang paling penting dalam pengembangan software. Selain itu, SDLC dianggap penting karena dapat membantu Developer dalam membuat software yang baik.

 

Selain itu, terdapat tujuh proses dan model yang dapat kamu coba dalam software development tersebut. Tentunya, SLDC menjadi salah satu bagian penting jika kamu ingin menjadi seorang pengembang seperti Front-End Developer dan Back-End Developer. 

 

Lantas, apakah kamu tertarik untuk mempelajarinya? Yuk, ikuti bootcamp Software Developer khusus bagi kamu yang ingin mempelajari Front-End dan Back-End bersama Kelas.com. Bootcamp ini akan membahas berbagai kebutuhan kamu dalam software development dengan lengkap. Tunggu apalagi? Ayo daftarkan dirimu sekarang!

Bagikan Artikel ini: