Catat Berbagai Prinsip Psikologi Marketing dan Cara Melakukannya
Tahukah kamu bahwa dalam dunia marketing, kamu bukan hanya bekerja untuk menjual, mempromosikan, atau menjalin hubungan dengan klien saja, loh! Mungkin sebagian banyak orang belum mengetahui kalau dalam dunia marketing ada istilah marketing psychology atau psikologi marketing yang sangat berguna ketika bekerja dalam bidang marketing.
Dengan marketing psychology, kamu dapat mengetahui bagaimana cara manusia dalam berpikir dan berinteraksi dengan berbagai masalah hingga mengambil sebuah keputusan dalam bidang marketing. Lantas, apa itu marketing psychology? Yuk, simak selengkapnya dalam artikel ini!
Apa itu Psikologi Marketing?
Istilah marketing psychology dikenal sebagai sebuah studi dan penerapan tentang bagaimana pikiran manusia berinteraksi serta merespons berbagai strategi pemasaran. Dalam bisnis, marketing psychology disebut sebagai praktik yang membantu perusahaan menyelaraskan strategi, konten, dan proses komunikasi dengan tren perilaku konsumen yang diteliti serta identifikasi.
Perilaku yang menjadi fokus konsep marketing psychology mencakup cara orang memecahkan masalah, membuat keputusan atau meneliti, memahami informasi untuk mempelajari cara berpikir dan perasaan konsumen selama proses pembelian. Ketika perusahaan menggunakan prinsip-prinsip psikologi dalam pemasarannya, biasanya bertujuan untuk menarik emosi konsumen atau kebutuhan untuk membujuk agar menjadi pelanggan setia.
Kenapa Psikologi Marketing Penting?
Sumber: Unsplash
Marketing psychology penting karena memberikan pemahaman kepada Marketer tentang manusia untuk membantu mempengaruhi perilaku konsumen untuk melakukan pembelian atau mengambil tindakan dengan cara tertentu. Dengan mempelajari marketing psychology, tentunya akan membantu kamu sebagai Marketer untuk lebih mampu meningkatkan jumlah pemirsa.
Singkatnya, marketing psychology dapat memahami bagaimana dan mengapa di balik cara orang berpikir dan bertindak membantu meningkatkan marketing campaign. Selain itu, pemahaman ini dapat membantu kamu mengembangkan identitas merek yang lebih kuat.
Bagaimana Menjalankan Psikologi Marketing?
Marketing psychology dapat menjadi alat yang ampuh untuk mempengaruhi perilaku konsumen dan mendorong penjualan. Namun, penggunaannya harus bertanggung jawab dan etis sehingga penting untuk dipahami bahwa pemasaran tidak boleh memanipulasi atau menipu konsumen untuk membeli sesuatu yang tidak diperlukan atau inginkan.
Salah satu cara menggunakan marketing ini secara bertanggung jawab adalah dengan bersikap transparan terhadap informasi yang diberikan. Marketer harus memberikan informasi yang akurat dan benar tentang produk atau layanan serta harus menghindari penggunaan taktik ketakutan atau klaim menyesatkan untuk membujuk pelanggan.
10 Prinsip Psikologi Marketing
Dengan menjalankan psikologi marketing, tentunya kamu juga perlu memahami prinsip-prinsipnya agar dapat menjalankan dengan jauh lebih baik. Adapun prinsip marketing psychology antara lain sebagai berikut.
Priming
Priming terjadi ketika seseorang mengalami sesuatu, seperti kata atau suara, yang mempengaruhi cara memandang objek berikutnya yang dilihat. Dalam prinsip marketing psychology, ini berarti memberikan konsumen stimulus sensorik yang menguntungkan, biasanya penglihatan, sebelum user membuat keputusan pembelian.
Contohnya seperti saat kamu menampilkan foto fitur produk yang paling menarik secara estetika dalam halaman awal website. Tentunya secara tidak langsung ini dapat mendorong konsumen untuk membeli produk yang lebih menarik.
Reciprocity
Prinsip reciprocity mengacu pada kecenderungan masyarakat untuk ingin membalas budi yang dilakukan orang lain terhadapnya. Dalam marketing, ini berarti menawarkan kepada pelanggan sebuah token kecil atau kenyamanan terkadang dapat mendorongnya untuk membalas budi dengan membeli produk atau layanan.
Untuk menggunakan prinsip ini dalam upaya pemasaran dan penjualan, pertimbangkan untuk menawarkan barang gratis kepada pelanggan. Misalnya seperti aksesoris mobil, layanan gratis, dan lainnya.
Anchoring
Anchoring mengacu pada kecenderungan orang untuk mengingat informasi pertama yang dilihat. Seorang Marketer sering menggunakan informasi ini untuk memandu proses pengambilan keputusan setelahnya.
Prinsip marketing psychology ini dapat menggunakan diskon dalam pemasaran karena jika pelanggan melihat suatu barang dengan harga lebih tinggi dan kemudian mendapat harga diskon segera setelahnya. Misalnya, jika brand mengadakan obral jeans yang biasanya berharga Rp.150.000 dan kamu menjualnya seharga Rp.100.000, sertakan kedua harga pada label penjualan tersebut.
Baca juga:
Random Rewards
Prinsip marketing psychology berikutnya adalah random rewards yang merupakan bagian dari prinsip psikologis yang disebut pengkondisian. Hal ini akan berguna dalam membantu menjelaskan bagaimana imbalan dapat meningkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku tertentu.
Memberikan imbalan atas perilaku tertentu secara acak dapat meningkatkan frekuensi orang melakukan perilaku yang menghasilkan imbalan. Misalnya, memberikan uang secara acak atau menawarkan hadiah random di beberapa kotak produk mungkin mendorong pelanggan untuk membeli lebih banyak karena berharap mendapatkan imbalan tersebut.
Clustering
Pengelompokkan atau clustering merupakan prinsip marketing psychology yang berupa strategi di mana orang mengelompokkan informasi untuk membantu untuk mengingat sesuatu dengan lebih baik. Dengan menerapkan prinsip ini, maka kamu akan mewaspadai keterbatasan ingatan konsumen.
Misalnya, kamu dapat mengelompokkan informasi penting dalam bagian-bagian yang lebih kecil untuk membantu calon pelanggan menyimpan lebih banyak informasi tentang kualitas terbaik produk. Dengan begitu, pelanggan akan mengingat lebih banyak kualitas positif produk mungkin membuatnya cenderung melakukan pembelian.
Loss Aversion
Loss aversion merupakan prinsip marketing psychology yang berarti keengganan terhadap kerugian mengacu pada seberapa sering orang mencoba mempertahankan sesuatu setelah memperoleh atau membelinya. Misalnya dalam model uji coba gratis pemasaran berlangganan online.
Setelah pelanggan menggunakan layanan selama seminggu atau lebih, pelanggan mungkin ingin mempertahankan manfaat produk tersebut dengan membeli langganan. Pertimbangkan untuk menawarkan masa percobaan layanan atau sampel produk untuk memasukkan prinsip loss aversion dalam strategi pemasaran tersebut.
Fitts' Law
Fitts' law adalah prinsip marketing psychology yang secara khusus menjelaskan jarak antara target mouse dan ukuran tombol di situs web. Jika item navigasi lebih berdekatan dan tombol lebih besar, pengguna sering kali lebih cenderung mengklik elemen halaman.
Sementara, jika ukurannya lebih kecil dan berjauhan satu sama lain, kecil kemungkinannya pengguna akan mengklik. Coba letakkan item yang disukai berdekatan dan gunakan ikon besar untuk fungsi yang diinginkan, seperti melakukan pembelian atau berlangganan agar prinsip ini dapat berjalan dengan baik.
Decoy Effect
Sumber: Unsplash
Decoy effect menggambarkan bagaimana pengguna website memandang daftar harga, terutama untuk model berlangganan. Menyediakan item langganan tambahan yang harganya sama dengan item langganan lainnya, namun kurang berharga dapat meningkatkan kemungkinan konsumen untuk melakukan pembelian.
Misalnya, kamu mungkin menawarkan publikasi online seharga Rp.20.000 per bulan, versi cetak seharga Rp.15.000 per bulan, dan gabungan versi cetak kemudian versi online seharga Rp.12.000 per bulan. Dalam hal ini, konsumen mungkin lebih cenderung membeli versi gabungan karena membandingkannya dengan nilai yang dirasakan dari langganan cetak saja.
Verbatim Effect
Verbatim effect merupakan prinsip marketing psychology yang mengacu pada kemampuan orang untuk mengingat ringkasan dari apa yang dibaca atau dengar, bukan penjelasan kata demi kata dari informasi tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang Marketer kamu dapat memperoleh manfaat dengan membuat materi pemasaran mudah dipindai oleh pembaca (calon pelanggan).
Jika calon pelanggan dapat dengan cepat melihat email, postingan media sosial dan konten online serta memahami informasi yang paling penting, kemungkinan besar akan melakukan pembelian. Hal itu disebabkan karena tidak perlu mengingat informasi secara spesifik.
Color Psychology
Psikologi warna merupakan prinsip terakhir dari marketing psychology. Color psychology bertujuan untuk menjelaskan bagaimana orang mengasosiasikan warna dengan perasaan dan ide tertentu.
Warna dapat menjadi efektif dalam marketing dapat menggunakan asosiasi warna konsumen untuk membantu dalam mengembangkan sikap positif terhadap produk dan perusahaan. Marketer juga dapat mengkomunikasikan warna merek perusahaan kepada pelanggan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran merek dan potensi penjualan.
#BelajarLebihMudah Melalui Bootcamp Digital Marketing di Kelas.com
Dengan mempelajari marketing psychology, maka kamu akan lebih mudah untuk mengenal pelanggan demi mencapai tujuan penjualan atau pemasaran yang dilakukan. Bukan hanya soal teori, marketing psychology dapat diterapkan dengan berbagai prinsipnya.
Lantas, apakah kamu tertarik menjadi seorang Marketer yang andal dan menguasai marketing psychology dengan baik? Yuk, ikuti bootcamp digital marketing langsung dari ahlinya bersama Kelas.com. Bootcamp ini terdiri dari beberapa kelas yang membahas digital marketing, tentunya sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan kamu.
Fresh graduate hingga profesional dapat mengikutinya karena di Kelas.com kamu akan mendapatkan insight baru seputar dunia marketing. Apalagi, kamu dapat mengaksesnya dimanapun dan kapanpun jadi gak ada alasan untuk kena macet ataupun gak ada waktu. Menarik banget, kan? Ayo ambil kelasnya sekarang juga!
Rekomendasi Kelas Terbaik
Bagikan Artikel ini: