Beberapa Contoh UX Writing dan Prinsip saat Membuatnya
Dalam era digital saat ini, banyak perusahaan yang memaksimalkan sebuah aplikasi maupun website yang dimiliki. Gak hanya tim TI yang berperan penting dalam pengembangannya, tim UI (user interface) dan UX (user experience) juga memiliki peran dalam pengembangan aplikasi yang ramah pengguna.
User interface berfokus pada bagaimana sistem berkomunikasi pada penggunanya. Sementara, user experience akan berfokus pada pengalaman pengguna ketika menggunakan aplikasi maupun website tersebut.
Gak hanya berfokus pada desain, UX juga berfokus pada penulisan untuk menciptakan pengalaman pengguna dengan baik dengan prinsip-prinsip yang membentuknya. Nah, kali ini Kelas.com akan membahas tuntas seputar UX writing khusus untuk kamu, loh. Dibaca sampai selesai ya!
Apa Itu UX Writing?
UX writing merupakan proses untuk menciptakan pengalaman produk yang inovatif dan menyenangkan melalui copy untuk membantu pengguna mencapai tujuannya. Sementara, orang yang akan melakukan UX writing adalah UX Writer.
Nah, UX Writer akan membuat salinan atau yang disebut microcopy yang digunakan di UI aplikasi untuk memandu pengguna saat berinteraksi. Dengan kata lain, UX Writer akan menjadi perantara antara pengguna dan produk digital, yang bertanggung jawab menyelesaikan komunikasi tersebut.
UX writing juga bagian integral dari proses desain produk dan bisa membuat user experience tetapi melakukannya dengan benar bisa jadi rumit. Pesan kecil namun bermakna yang memandu kamu setiap kali menggunakan website atau aplikasi adalah hasil dari penelitian ekstensif, perencanaan yang cermat, dan iterasi yang tak terhitung jumlahnya.
UX writing mencakup hal-hal seperti:
-
Pesan selamat datang yang diterima saat membuka aplikasi di ponsel
-
Teks yang ditemukan di tombol, seperti "Login" atau "Daftar"
-
Pesan kesalahan yang muncul saat terjadi misalnya, untuk memberi tahu ketika salah memasukkan kata sandi
-
Pelabelan item menu di website
-
Petunjuk yang memandu user tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya dalam aplikasi.
7 Contoh UX Writing
Sumber: Freepik
Agar kamu lebih mudah memahami UX writing, ada beberapa contoh dari penulisan user interface ini antara lain sebagai berikut.
Microcopy
Microcopy merupakan penulisan yang paling sering digunakan dalam UX writing dan merupakan copy terkecil yang membantu user untuk mengetahui cara melakukan sesuatu dalam website maupun aplikasi. Contohnya termasuk pesan kesalahan, label dalam formulir kontak, petunjuk pop-up, dan lain-lain.
Sepintas, kata-kata ini tampak tidak penting dalam skema besar desain produk. Namun, microcopy menjadi bagian terpenting karena membuat desain UX lebih detail dan tidak dapat dipisahkan dalam UX writing.
Error Page
Error page merupakan salah satu UX writing yang dituliskan dalam laman error suatu website maupun aplikasi. Dalam error page biasanya perlu mengandung 5W+1H untuk menjelaskan hal yang terjadi di dalamnya.
Penulisan dalam error page dapat ditulis dan menjawab apa yang terjadi kepada user. Ketika error page muncul akan muncul pesan yang menuliskan apa yang terjadi, mengapa hal tersebut bisa terjadi, kapan error terselesaikan, memberikan pesan untuk penyelesaiannya.
Success & Thank You Page
Gak hanya error page, success & thank you page merupakan salah satu contoh UX writing yang biasanya sering dilihat. Success and thank you page merupakan halaman website yang dilihat user setelah melakukan tindakan yang diinginkan di aplikasi maupun website.
Dalam bagian ini, UX writing akan menampilkan pesan yang diberikan pada user setelah melakukan sesuatu dalam aplikasi maupun website tersebut. Misalnya setelah membeli produk, mengisi formulir, atau berlangganan layanan.
Button
Seperti namanya, button adalah penulisan UX writing secara sederhana dalam kolom pilihan atau tombol. Button biasanya hanya berupa pilihan antara 'Yes' atau 'Ya' dan 'No' atau 'Tidak'.
Penulisan button label biasanya sering dianggap remeh, namun UX writing ini salah satu yang terpenting untuk dituliskan. Biasanya, UX Writer perlu memperhatikan kata kerja, menjabarkan aksi yang perlu dilakukan, dan terdiri dari satu paragraf.
Notifications
Selain itu, notifications juga merupakan bagian penting dalam UX writing. Notifikasi ini biasanya perlu mengandung ajakan atau pemberitahuan sesuatu terhadap user baik sebelum atau sesudah menggunakan aplikasi tersebut.
Dengan begitu, notifikasi biasanya dibuat dengan tulisan singkat yang mudah dibaca. Dalam menuliskan notifikasi, pemberitahuan harus dibuat dengan jelas, ringkas, dan bermanfaat.
CTA Messages
CTA adalah singkatan dari call to action dan mengacu pada permintaan bagi user untuk mengambil tindakan. Untuk itu, CTA bisa berupa tombol, hyperlink, atau bahkan gambar.
Sementara itu, CTA messages umumnya menunjukkan tindakan yang ingin pengguna lakukan. CTA messages akan menjelaskan apa yang terjadi, step lanjutan, menggunakan bahasa yang plain, mengandung keywords, dan singkat.
Forms
Forms atau formulir paling sering muncul ketika user akan melakukan pendaftaran. Dalam melakukan pendaftaran, forms akan berisikan tulisan atau tanda agar user dapat mengisinya.
Seorang UX Writer harus menghasilkan tulisan pada formulir dengan cara pengungkapan progresif dan menunjukkan kemajuan. Selain itu, forms juga perlu ditulis untuk memberikan kejelasan tentang apa yang ada di dalamnya bagi users serta menggunakan ajakan bertindak, atau tombol tertentu yang dapat ditindaklanjuti.
Baca juga:
Apa saja Prinsip UX Writing?
Sumber: Freepik
Dalam UX writing, sebagai UX Writer kamu perlu mengetahui beberapa prinsip penting dalam penulisannya seperti berikut.
Clarity
UX writing adalah keterampilan menyusun kalimat paling jelas yang dapat dipikirkan. Saat melihat prinsip clarity, kamu harus selalu memikirkan beberapa pertanyaan:
-
Akankah pengguna mengerti apa yang dikatakan kalimat itu?
-
Apakah kalimat tersebut dengan benar mewakili informasi yang ingin disampaikannya?
-
Apakah kalimatnya sederhana?
-
Apakah kata-katanya tepat dan tidak kabur?
Pertanyaan-pertanyaan ini dapat berfungsi sebagai pedoman untuk menguji kejelasan UX writing. Kamu juga bisa memperhatikan penggunaan jargon, scannable, dan membantu user sangat jelas ketika membacanya.
Conciseness
Conciseness adalah tantangan terbesar bagi UX Writer, terutama saat sedang mengerjakan aplikasi mobile. Prinsip ini akan menjelaskan atau menulis informasi atau instruksi dengan cara seefektif mungkin.
Prinsip UX writing ini akan membuat ringkasan yang tidak berarti membuat sesuatu lebih pendek, namun tetap informatif. Tentunya kamu hanya perlu menuliskan kalimat penting, misalnya penulisan "Kamu Salah Memasukkan Pin" menjadi "Pin Salah".
Usefulness
Prinsip usefulness atau kegunaan merupakan salah satu prinsip utama dalam UX writing. Kamu harus selalu mencari cara untuk memandu pengguna ke arah yang diinginkan dan dibutuhkan oleh user tersebut.
Penerapan prinsip ini adalah dengan membuat CTA (ajakan bertindak) yang bagus. Setelah menangani desain CTA, penempatannya, ukurannya, dan semua hal penting lainnya yang membuat CTA efektif, kamu harus memikirkan apa yang harus ditulis di dalamnya serta microcopy yang menarik.
Consistent
Copy yang baik adalah copy yang konsisten dan membangun kepercayaan serta mengembangkan hubungan dengan users. Sering kali user mungkin merasa bingung atau frustrasi jika nada, sudut pandang, kosa kata, atau bahkan kapitalisasi Anda tiba-tiba berubah.
Jika tidak memahami produk yaitu, tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini atau selanjutnya, atau apa yang akan terjadi jika mereka mengklik di sini (atau di tempat serta kemungkinan besar akan mendapatkan pengalaman buruk dan bahkan meninggalkan produk seluruhnya.
Intuitiveness
Prinsip intuitiveness adalah UX writing yang menjaga hal-hal sesederhana mungkin dan membantu users dal melakukan tindakan yang intuitif atau sederhana. Namun, hal ini perlu diperhatikan karena jika membuatnya terlalu sederhana maka terlalu mudah dan jika tidak sederhana maka akan terlalu sulit untuk digunakan user.
Dengan begitu, penulisan UX writing perlu memperhatikan prinsip ini dengan benar agar tidak terjadi kekeliruan. Tujuannya adalah untuk memudahkan user mendapatkan pengalaman yang mudah dan simpel ketika menggunakannya.
Brevity
Brevity adalah prinsip terakhir dari UX writing yang berarti sebuah tulisan perlu diungkapkan dengan ringkas. Ringkasnya sebuah UX writing merupakan hal yang sangat penting, namun kamu harus memberikan konteks kepada pengguna.
Prinsip ini juga berkaitan dengan prinsip sebelumnya agar aplikasi atau website intuitif, maka UX writing harus ditulis dengan tatanan yang natural dan masuk akal. Beri tahu user apa yang harus dilakukan ketika menggunakannya.
#BelajarLebihMudah Melalui Kelas UX Writer di Kelas.com
Jadi, UX writing merupakan bagian penting dalam pembuatan aplikasi maupun sebuah website. Dengan adanya UX writing yang baik, maka user akan merasa terbantu dan dengan mudah memahami setiap tulisan yang ada didalamnya.
Jika kamu ingin menjadi UX Writer yang andal, tentunya perlu memperhatikan prinsip UX writing dalam penulisan kamu. Bingung mau mulai dari mana? Yuk, ikuti kelas belajar UX writing lebih mudah dari ahlinya bersama Kelas.com.
Kelas ini akan membantu kamu lebih memahami UX writing dalam penerapannya. Tentunya, kamu akan didampingi oleh mentor yang profesional dalam bidangnya serta dapat mengakses kelas secara online kapanpun dan dimanapun juga! Menarik banget, kan? Tunggu apalagi? Ayo, daftar dan raih impianmu menjadi UX Writer andal sekarang juga!
Rekomendasi Kelas Terbaik
Bagikan Artikel ini: