Keterampilan Khusus  

Pentingnya Memahami Teori Warna untuk Para Fashion Designer

Teori warna adalah

Masa depan dunia fashion semakin cemerlang. Data statistik yang dikeluarkan oleh Market Splash menunjukkan bahwa pada tahun 2023, sektor fashion di seluruh dunia diperkirakan bernilai $1,7 triliun. Sementara itu, laporan dari McKinsey, menuliskan bahwa industri fashion diperkirakan akan menambah 1,7 juta lapangan pekerjaan pada perekonomian global pada tahun 2030.

 

Data-data diatas memperlihatkan peluang yang sangat tinggi bagi pegiat di industri fashion, khususnya bagi kamu yang ingin menjadi Fashion Designer. Peluang menjadi seorang Fashion Designer yang terbuka lebar menuntut para pelaku di dalamnya perlu memahami dan terus mengikuti perkembangan dunia fashion yang begitu cepat berganti. 

 

Adapun dalam merancang busana, seorang Fashion Designer membutuhkan bakat seni dan kreativitas yang tinggi. Untuk menciptakan suatu koleksi pakaian dalam satu kesatuan, Fashion Designer wajib menguasai Teori Warna. Teori Warna merupakan bagian dari pelajaran dasar-dasar busana. 

 

Kamu berminat atau bercita-cita menjadi seorang Fashion Designer? Mari pahami uraian mengenai Teori Warna di bawah ini, yuk!

 

Apa yang Dimaksud Teori Warna dalam Desain?

Sebelum mulai mendesain busana, kamu wajib memahami Teori Warna. Dilansir dari Disha Fashion Institute, Teori Warna adalah prinsip dasar dalam desain busana yang mengeksplorasi bagaimana warna berinteraksi satu sama lain untuk menciptakan kombinasi yang menarik secara visual. 

 

Teori Warna membantu Fashion Designer memahami hubungan antara skema warna primer, sekunder, tersier, dan lainnya. Fashion Designer  yang menggunakan Teori Warna dalam desain busana memiliki pengetahuan interdisipliner yang luas tentang seni, psikologi, fisika optik, dan kimia.

 

Pentingnya Memahami Teori Warna Bagi Fashion Designer?

 

Apa itu Color Wheels

Sumber: Freepik



Teori Warna yang merupakan alat penting dalam seni dan desain, khususnya bagi para Fashion Designer. Menurut Inside Fashion Design, hal ini dikarenakan warna dengan signifikan dapat mempengaruhi emosi manusia. 

 

Seorang Fashion Designer dituntut untuk dapat menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi barang-barang yang tidak hanya menawarkan perlindungan dari berbagai cuaca. Tetapi juga warna dapat menceritakan kisah tentang kepribadian, keyakinan, sikap, pengalaman pemakainya, dan banyak lagi. 

 

Dengan memahami Teori Warna nyatanya memainkan peran penting dalam menceritakan kisah tersebut. 

 

Selain untuk para Fashion Designer, Teori Warna juga perlu diketahui oleh para tiap individu agar dapat memadukan item pakaian dengan lebih baik, memilih warna yang menonjolkan bentuk tubuh, dan mengekspresikan diri. 

 

Apa itu Color Wheel?

Color wheel atau roda warna dalam Teori Warna adalah representasi visual yang digunakan untuk menampilkan organisasi warna. Color wheel menggambarkan hubungan antara warna yang berbeda, memudahkan desainer dalam menciptakan palet warna yang harmonis dan kreatif untuk koleksi busana mereka.

 

Color wheel telah menjadi dasar dan digunakan oleh para seniman sejak dulu. Color wheel didasarkan pada model merah, kuning, dan biru dengan warna sekunder oranye, hijau, dan ungu. Color wheel juga secara visual mewakili warna-warna yang disusun menurut hubungan kromatiknya. 

Di bawah ini terdapat tingkatan dan karakteristik pada color wheel yang wajib dipahami oleh para Fashion Designer dalam Teori Warna. 

Primary Color

Primary color atau warna primer adalah bahan penyusun warna yang mendasar dan tidak dapat dibuat dengan menggabungkan warna lain. Primary color terdiri atas warna merah, biru, dan kuning. 

 

Primary color berfungsi sebagai landasan color wheel, dan secara teori, semua warna lain dapat diperoleh dari primary color tersebut melalui pencampuran. Memahami posisi primary color pada color wheel dan hubungan yang dibentuknya sangat penting untuk dapat bekerja secara efektif dengan warna dalam berbagai upaya artistik dan desain.

Secondary Color

Secondary color atau warna sekunder adalah warna yang dihasilkan dengan mencampurkan dua warna primer. Kelompok warna sekunder terdiri dari jingga, ungu, dan hijau. 

 

Warna-warna ini dibentuk dengan menggabungkan bagian yang sama dari dua warna primer. Di antaranya adalah kombinasi merah dan kuning menghasilkan oranye, campuran biru dan kuning menghasilkan hijau, dan campuran merah dan biru menghasilkan ungu.

Tertiary Color

Tertiary color atau warna tersier dicapai dengan memadukan warna primer dan sekunder. Ketika tiga primary color digabungkan dengan tiga secondary color, maka akan terbentuk kumpulan warna ketiga yang disebut tertiary color

 

 

Baca juga:

 

Skema Warna pada Fashion Design

Saat mempelajari Teori Warna, kamu juga akan belajar mengenai skema warna. Skema warna dalam perancangan busana mengacu pada kombinasi warna yang dikurasi dengan cermat yang digunakan untuk menciptakan tampilan keseluruhan yang harmonis dan menarik secara visual pada pakaian, aksesori, dan koleksi busana. 

 

Fashion Designer secara strategis memilih dan mengatur warna untuk menyampaikan suasana hati, emosi, dan tema tertentu, sehingga meningkatkan daya tarik estetika dan dampak kreasi mereka.

 

Dalam Teori Warna, ada berbagai jenis skema warna yang biasa digunakan dalam desain busana yang dilansir dari Affix Apparel. 

Monochromatics

Memanfaatkan satu warna dalam desain fashion dengan beragam corak, skema warna monochromatics memberikan tampilan dan nuansa yang menyatu. Monochromatics seringkali tampak sangat bersih dan berkilau meskipun tidak ada kontras warna. 

 

Gelap dan terangnya warna juga bisa diubah dengan mudah.

Palet warna monochromatics sering digunakan untuk bagan dan grafik yang tidak membutuhkan warna kontras. 

 

Dalam palet satu warna, desain monochromatics biasanya terdiri dari tiga hingga tujuh variasi yang menggunakan corak warna dasar yang lebih dalam dan lebih terang. Setiap proyek desain harus selalu diluncurkan dengan beberapa eksperimen.

Complementary Color

 

Skema Warna adalah

Sumber: Deavita.net

 

 

Complementary color merupakan penggunaan dua warna yang terletak berseberangan pada color wheel, namun coraknya sesuai. Lebih dari sekedar warna dasar yang berlawanan pada color wheel, complementary color juga digunakan dalam desain busana.

 

Tingkat kontras warna tertinggi ditawarkan oleh skema warna complementary color. Oleh karena itu, penggunaan complementary color dalam suatu skema harus dilakukan dengan hati-hati. Sebaiknya gunakan satu warna sebagai fokus utama desain dan warna lainnya sebagai aksen. 

 

Meskipun tidak terwakili dalam complementary color, warna-warna netral seperti krem, abu-abu, krem, putih, dan hitam dapat melengkapi primary color dan secondary color

Warna netral memiliki nuansa hangat, sejuk, mudah beradaptasi dan menenangkan juga dapat disertakan. Maka, warna netral populer di kalangan desain fashion.

Split-Complementary (Compound Harmony)

Split-complementary menggunakan satu primary color dan dua secondary color. Ini menggunakan dua warna yang disusun secara simetris di sekelilingnya pada color wheel dan bukan complementary color

 

Berbeda dengan skema warna analog atau monokromatik, semua warna split-complementary terpisah menghasilkan kontras, sehingga lebih sulit untuk diseimbangkan karena kemiripannya dengan skema warna komplementer.

Tetradic Color

Tetradic color adalah skema warna yang memiliki jarak yang sama antara setiap warna, yang merupakan variasi unik dari skema dua warna. Tidak ada satu warna pun yang mendominasi karena keempat warna tersebut tersebar secara merata di seluruh roda warna.

 

Ambil empat warna (misalnya, oranye, kuning, biru, dan ungu) yang merupakan dua set pasangan yang saling melengkapi, dan pilih satu sebagai warna yang mendominasi. Desain warna yang menarik akan tercipta dari kombinasi tersebut. Perhatikan bagaimana warna hangat dan sejuk digunakan bersamaan.

Analogues Hues

Satu warna dominan dipasangkan dengan dua warna yang berdekatan pada color wheel untuk menciptakan skema analogues hues. Sebagai alternatif, jika kamu ingin menggunakan skema lima warna dan bukan hanya tiga warna, kamu dapat menambahkan dua warna lagi.

 

Merah, oranye, dan kuning, misalnya, saling berdekatan pada Color Wheel. Warna dominan, warna pendukung, dan warna aksen digunakan saat merancang skema analogues hues. Dalam bisnis, skema warna yang sebanding tidak hanya menarik untuk dilihat, namun juga berhasil mengarahkan pelanggan ke lokasi dan tindakan.

 

#BelajarLebihMudah Melalui Kelas Fashion Designer di Kelas.com

Mempelajari dan memahami mengenai Teori Warna sangatlah menarik bukan? Khususnya, bagi kamu yang ingin menjadi Fashion Designer atau berkecimpung di dunia fashion! Maka, bergabunglah di Kelas Belajar Merancang Busana & Memulai Karier sebagai Fashion Designer hanya di Kelas.com! 

 

Di kelas ini, kamu tidak hanya belajar tentang Teori Warna saja, namun kamu juga akan mengetahui dunia fashion lebih dalam. Mulai dari dasar-dasar desain busana, pemahaman tren, praktik mendesain busana, tips memulai karier sebagai profesional hingga pemahaman bisnis fashion. Jadi, tunggu apalagi? Buruan ikuti kelasnya untuk jadi Fashion Designer ternama!

Bagikan Artikel ini: