Inilah Cara Kerja Growth Hacking dan Benefit Menjalankannya
Saat ini, perusahaan rintisan atau startup berkembang begitu pesat di Indonesia. Berdasarkan data dari GoodStats, tercatat telah berdiri sekitar 2.502 startup yang mendorong Indonesia menduduki posisi ke-6 sebagai negara yang memiliki jumlah startup terbanyak di dunia.
Namun, untuk membuat startup bisa mencapai goals yang diinginkan, diperlukan siasat marketing yang tepat. Growth hacking akhir-akhir ini jadi istilah yang populer di dunia startup. Meskipun namanya hacking, penamaan ini tidak ada hubungannya dengan peretasan dokumen.
Lalu, apa saja, sih, manfaat growth hacking itu? Mengapa strategi ini penting dan bagaimana menerapkannya pada bisnis startup yang sedang dijalankan? Berikut Kelas.com akan jelaskan semuanya dalam artikel ini.
Apa Itu Growth Hacking?
Growth hacking merupakan teknik marketing untuk mengembangkan startup dengan proses yang cepat. Proses ini mengandalkan kreativitas, kemampuan berpikir analisis, serta metrik sosial agar mendapatkan exposure dari menjual produk atau jasa yang ditawarkan. Istilah growth hacking ini pertama kali ditemukan pada tahun 2010 oleh Sean Ellis.
Growth hacking banyak digunakan oleh pelaku startup yang baru memulai bisnis, karena tidak membutuhkan modal maupun sumber daya manusia yang banyak. Selain itu, hasilnya juga lebih cepat terlihat dan bisa membuat bisnis bertahan jauh lebih lama.
Meskipun dikatakan bisa menjadi cara yang instan, tetap saja growth hacking membutuhkan konsistensi, taktik, dan kerja keras agar hasilnya bisa maksimal. Growth hacking mengkombinasikan data, teknologi, dan marketing menjadi satu.
Nah, orang atau kelompok yang melakukan growth hacking ini disebut sebagai Growth Hacker. Seorang Growth Hacker yang baik, harus berpikir secara out of the box untuk menemukan ide-ide kreatif, menguji ide tersebut, dan berpikir secara kritis. Sehingga dapat menentukan mana ide yang bisa dipertahankan dan mana yang dibuang.
Semakin sering pengujian dilakukan, maka posibilitas untuk menemukan strategi growth hacking yang tepat pun bisa diterapkan.
Kenapa Growth Hacking Penting?
Sumber: Pexels
Lalu, mengapa growth hacking penting? Ketika sebuah startup baru dirintis, bisnis-bisnis ini memerlukan perluasan pangsa pasar, target audiens yang tepat, serta keuntungan secepat mungkin.
Sedangkan, startup sendiri memiliki modal awal yang sangat minim, sehingga tak cukup kalau harus melakukan marketing secara besar-besar. Growth hacking membantu sebuah bisnis menemukan strategi yang dapat ditingkatkan skalanya, dilakukan secara berulang-ulang, dan prosesnya berkelanjutan.
Manfaat Menjalankan Growth Hacking
Growth hacking selain dapat meningkatkan perkembangan bisnis dengan biaya minim dan hasil yang lebih efektif, punya sejumlah manfaat lain yang bisa dirasakan oleh para pelaku startup. Dilansir dari SendPulse, berikut adalah beberapa manfaat tersebut.
ROI Lebih Terukur
Seorang Growth Hacker harus mampu membaca data agar dapat melakukan pengujian dan mengukur seberapa efektif kinerja pengujian tersebut. Dengan begitu, growth hacking dapat menyajikan gambaran yang lebih jelas tentang keberhasilan semua strategi yang telah digunakan perusahaan.
Meningkatkan Kualitas Produk
Dengan adanya pengujian secara terus-menerus dan mempelajari lebih dalam tentang target audiens yang ingin dituju, ini akan membuat Growth Hacker semakin memahami bagaimana cara meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.
Strategi Dapat Disesuaikan Kebutuhan
Digital marketing bersifat dinamis, polanya masih bisa berkembang seiring canggihnya teknologi. Oleh karena itu, growth hacking memungkinkan kamu untuk menganalisa berbagai strategi dan mengubah strategi tersebut apabila dirasa kurang efektif.
Biaya dan Sumber Daya yang Rendah
Growth hacking memungkinkan kamu dalam memanfaatkan segala sumber daya yang kamu miliki, sehingga dapat menekan biaya yang harus kamu keluarkan untuk membuat strategi tersebut berhasil.
Selain itu, jumlah Growth Hacker yang dibutuhkan pun biasanya hanya satu orang saja di dalam sebuah tim. Jadi, tidak perlu menggerakkan semua orang untuk menerapkan strategi ini.
Baca juga:
Bagaimana Cara Kerja Growth Hacking?
Ada beberapa langkah dasar growth hacking yang perlu kamu terapkan saat memulai bisnis atau merintis startup. Langkah ini disebut sebagai Pirate Funnel atau AAARRR yang dikembangkan oleh Dave McClure pada tahun 2007. Berikut penjelasannya.
Awareness
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah membangun brand awareness terlebih dahulu. Biasanya, startup fokus menciptakan layanan jasa maupun produk berbasis teknologi.
Kamu bisa menggunakan website untuk menampilkan profil perusahaan dan produk/jasa apa saja yang ditawarkan. Buat website yang mudah diakses oleh target audiens. Semakin bagus lagi jika perusahaan memiliki media sosial yang aktif untuk mempromosikan brand serta berkomunikasi dengan customer.
Acquisition
Di langkah ini, kamu harus mengubah target audiens kamu menjadi sebuah prospek. Nah, perusahaan bisa melakukan survei terlebih dahulu apakah produk atau jasa ini dibutuhkan oleh target audiens.
Kumpulkan data dari target audiens sebanyak-banyaknya, sehingga bisa mengetahui strategi growth hacking seperti apa yang bisa diterapkan.
Activation
Selanjutnya, kamu harus bisa menarik target audiens untuk lebih tahu tentang produk yang ditawarkan. Dengan begitu, target audiens bisa memutuskan apakah mereka akan menjadi customer atau tidak. Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan, misalnya berinteraksi dengan customer di media sosial, email marketing, sosial media campaign, webinar, dan lain-lain.
Retention
Customer retention adalah strategi untuk membuat customer tetap loyal pada suatu brand dengan melakukan repurchase dan tidak beralih menggunakan produk dari kompetitor/brand lainnya. Jadi, meskipun ada produk lain yang mungkin lebih bagus atau kualitasnya setara, customer tetap menjadikan produk kamu sebagai prioritas.
Dalam penerapan growth hacking, cara yang bisa dilakukan ialah dengan meningkatkan kepercayaan customer, memberikan program referral, dan proaktif terhadap pelanggan tetap yang sudah lama tidak aktif. Ini akan membuat customer merasa dihargai oleh perusahaan.
Revenue
Ini adalah langkah terpenting di dalam growth hacking. Di tahap revenue, customer sudah memiliki keyakinan untuk membeli sebuah produk, bahkan bisa juga berkeinginan pembeli tetap. Kamu dapat menawarkan sejumlah promo, diskon, dan layanan keanggotaan yang jelas. Perlu juga dilakukan upsell dan cross-sell untuk meningkatkan peluang menjual produk lain.
Referral
Dalam tahap terakhir ini, kamu perlu memanfaatkan relasi yang dimiliki pelanggan tetap untuk mempromosikan produk secara word to mouth ke kerabat atau saudaranya. Selain itu, memiliki customer loyal yang membagikan testimoninya ke media sosial, juga bisa menjadi faktor yang membuat growth hacking ini berhasil.
Bedanya Growth Hacking dan Marketing
Sumber: Pexels
Meskipun sekilas nampak sama, growth hacking dan marketing sebenarnya berbeda, terutama dalam strategi pengembangan bisnis. Dilansir dari Dashly, ada enam perbedaan utama antara growth hacking dan marketing biasanya.
Kecepatan
Growth hacking dilakukan untuk mendapatkan perkembangan bisnis dalam waktu sesingkat-singkatnya, sedangkan marketing fokus untuk strategi jangka panjang.
Anggaran
Marketing membutuhkan modal yang besar seperti pemasangan ads dan campaign, sedangkan growth hacking bisa dilakukan hanya dengan sumber daya yang dimiliki startup sekarang.
Berbasis Data
Growth hacker sangat bergantung pada data dan analitik untuk meninjau perkembangan bisnis. Sedangkan marketing cukup mengandalkan pengalaman dan intuisi.
Kreativitas
Menerapkan growth hacking menuntut kamu untuk berpikir kreatif, sedangkan marketing bisa menggunakan metode lama yang sudah terbukti keberhasilannya.
Contoh Growth Hacking
Beberapa brand dan startup besar dunia sudah menerapkan growth hacking sebagai salah satu strategi marketing yang terbukti berhasil. Berikut contoh-contohnya.
Airbnb
Airbnb merupakan perusahaan online marketplace yang menyediakan layanan bagi orang-orang ingin menyewa atau menyewakan kamar, rumah, maupun penginapan. Perusahaan ini menggunakan growth hacking dengan melakukan promosi silang dengan Craigslist secara gratis untuk menjangkau target audiens lebih luas.
Siapa yang tidak mengenal LinkedIn? Platform ini sangat akrab di kalangan para profesional. Adapun, strategi yang dilakukan LinkedIn adalah dengan membuat profil penggunanya bisa diakses secara publik, bahkan oleh orang yang tidak menggunakan LinkedIn sekalipun. Dengan begitu, profil pengguna bisa diakses mudah melalui mesin pencari seperti Google.
Dropbox
Dropbox adalah layanan penyimpanan cloud pertama yang menggunakan sistem referral pada penggunanya. Strategi ini berupa pemberian storage tambahan sebesar 250 MB bagi pengguna yang berhasil mengundang teman sebagai user baru di Dropbox.
Strategi ini terbukti mampu meningkatkan jumlah pengguna Dropbox secara signifikan, bahkan hingga 4 juta pengguna di awal tahun 2010.
#BelajarLebihMudah Melalui Kelas Marketing di Kelas.com
Demikian penjelasan tentang growth hacking. Pada intinya, growth hacking merupakan strategi marketing yang akan membantu startup maupun usaha kecil mengembangkan bisnis mereka secara singkat, dengan biaya seminimal mungkin. Untuk itu, pemahaman mengenai growth hacking ini sangat diperlukan.
Ditambah lagi, strategi growth hacking sudah digunakan oleh banyak perusahaan besar dan terbukti berhasil. Nah, buat kamu yang ingin menjadi growth hacker, kamu bisa mempelajari bagaimana cara menerapkan growth hacking langsung dari ahlinya di Kelas.com. Di kelas ini, ada banyak sekali pembelajaran mengenai digital marketing yang cocok untuk pemula, dibimbing langsung dari 0!
Jadi, tunggu apalagi? Daftar kelasnya sekarang dan raih mimpimu sukses menjadi digital marketer!
Rekomendasi Kelas Terbaik
Bagikan Artikel ini: