Mengulas Sinematografi dan Teknik Pengambilan Gambar yang Tepat!
Sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab baik secara teknis maupun non-teknis untuk semua aspek visual dari sebuah film dan memiliki tujuan untuk mendukung visi sutradara. Karena perannya, sinematografer biasanya juga disebut sebagai Director of Photography atau DoP.
Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai sinematografer? Yuk simak artikel di bawah ini!
Apa itu Sinematografi dan Sinematografer?
Source : Shutterstock
Sinematografi adalah ilmu yang membahas tentang teknik pengambilan gambar dan rangkaian ide cerita dalam bentuk video. Sedangkan, orang yang bekerja di bidang ini disebut sebagai sinematografer. Profesi ini jelas berbeda dengan videografer.
Dalam industri film, seorang sinematografer yang disebut DoP (director of photography), bertanggung jawab atas kru kamera dan pencahayaan pemotretan. Dengan demikian, posisinya lebih tinggi dari videografer dan lighting.
Selain itu, jabatan tersebut bertanggung jawab kepada sutradara mengenai teknik pengambilan gambar, pergerakan kamera, komposisi, pencahayaan, penggunaan filter, dan sebagainya.
Unsur Sinematografi
Source: Shutterstock
Tidak seperti pengambilan kamera dan video pada umumnya. Sinematografi ini memiliki tiga unsur yang berbeda serta harus dipahami oleh para sinematografer agar hasilnya baik dan terstruktur.
Pengambilan atau Shot
Shot atau juga dikenal sebagai Take adalah bagian dari adegan. 1 shot dari film yang direkam adalah gambar dari saat kamera dihidupkan (on) sampai kamera dimatikan (off). Dalam 1 shot umumnya memiliki durasi lebih dari 1 detik, hingga beberapa menit.
Scene atau Adegan
Scene adalah istilah yang mengacu pada tempat atau setting dimana peristiwa tersebut berlangsung, dalam 1 scene yang terdiri dari 1 shot atau rangkaian dari beberapa shot yang disusun secara berurutan.
Sequence
Sequence adalah serangkaian adegan atau shot yang membentuk unit naratif yang berbeda, biasanya oleh satu unit waktu atau lokasi. 1 urutan dapat berlangsung dalam satu pengaturan atau dalam beberapa pengaturan.
Teknik Dasar Sinematografi
Source: Shutterstock
Setelah mengenal lebih jauh mengenai unsur sinematografi, berikut ini adalah teknik dasar sinematografi yang pastinya sangat baik untuk diberlakukan!
Over Shoulder Shot
Teknik ini biasanya menampilkan percakapan bolak-balik antara dua orang yang saling berhadapan. Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu aktor, aktor lain atau latar belakang sebagai objek.
Extreme Long Shot
Pemotretan ini menampilkan objek manusia secara keseluruhan dalam frame. Teknik ini biasanya digunakan pada pengambilan gambar awal yang menampilkan set lokasi awal dalam sebuah cerita atau adegan.
Extreme Long Shot bisa menggunakan jenis lensa wide sehingga semua objek bisa masuk ke dalam frame. Teknik dasar ini tidak diterapkan secara langsung. Penting untuk dicatat bahwa komposisi gambarnya enak dipandang.
Very Long Shot
Teknik ini biasanya menggunakan area yang menampilkan seluruh tubuh objek. Terutama agar tampilan tidak terpotong dalam bingkai. Teknik very long shot pada dasarnya merupakan lanjutan dari teknik very long shot.
Dengan teknik pemotretan ini, fokus utama terletak pada subjek tanpa ada bagian yang terpotong oleh frame. Objek utama dari teknik ini seringkali menjadi fokus utama saat mengambil gambar.
Long Shot
Teknik ini digunakan untuk membuat penonton lebih leluasa melihat objek. Dalam beberapa kesempatan, ini juga dikenal sebagai ukuran format landscape. Teknik long shot juga biasa digunakan untuk membuat opening sebuah film. Tapi pastikan Kamu tetap berpegang pada rule of third.
Baca juga:
Medium Shot
Medium shot biasanya digunakan untuk pemotretan half body. Teknik ini sering ditemukan dalam sesi wawancara karena gambarnya lebih dinamis. Selain itu, gerakan setengah badan bisa terlihat lebih detail.
Dengan demikian, penonton yang menontonnya tidak bosan. Teknik medium shot bisa dibuat lebih variatif. Namun perlu diingat penggunaan lebih dari satu kamera. Hal ini dilakukan agar sudut video yang dihasilkan berbeda. Misalnya, pengambilan video wawancara, pengambilan gambar medium ditempatkan di kiri dan kanan.
Close Up
Teknik ini tentu saja salah satu yang paling populer dan Kamu juga mungkin sering menggunakannya. Banyak sinematografer telah menggunakan teknik ini dalam mengambil gambar.
Bahan yang digunakan untuk mengambil wajah seseorang menjadi fokus langsung. Teknik ini sangat cocok digunakan dalam sesi wawancara. Ini karena ekspresi orang bisa terlihat jelas, mulai dari bawah dagu hingga kepala.
Panning Shot
Teknik pemotretan ini menggunakan gerakan vertikal dari kanan ke kiri, atau sebaliknya. Pada dasarnya, teknik ini cukup sederhana dalam pengambilan gambar. Yang penting untuk diingat adalah pastikan kamera yang Kamu gunakan stabil. Jika mendukung, Kamu juga dapat menggunakan tangan, penggeser kamera, atau gimbal.
Crane Shot
Teknik pemotretan ini dilakukan secara vertikal dari atas ke bawah atau sebaliknya. Teknik ini biasanya diterapkan untuk menghasilkan efek transisi yang unik. Selain itu, teknik ini juga membutuhkan derek kamera khusus yang harganya cukup mahal. Untuk mengoperasikannya harus dilakukan oleh seorang profesional.
Tracking Shot
Teknik ini bisa dilakukan jika ada stabilizer kamera. Komponen-komponen ini harus disiapkan agar pemotretan tidak bergetar atau goyang. Jika hanya menggunakan handheld biasa, akan sulit karena bobot kamera yang berat. Teknik track-in shot biasanya dilakukan untuk pemotretan dari jarak jauh agar lebih dekat.
Gaji Sinematografi
Source: Shutterstock
Sebuah film dapat memiliki skenario paling berbakat di Hollywood, memiliki sutradara paling visioner dan aktor top, tetapi yang benar-benar penting adalah bagaimana ia menangkap gambar di layar.
Peran sinematografer adalah menerjemahkan visi sutradara dan penulis skenario cerita ke dalam sebuah film atau video. Sinematografer harus memiliki mata artistik yang tajam dan penguasaan teknologi dan teknik pengambilan gambar.
Sinematografer dan sutradara fotografi (DoP) tidak selalu orang yang sama. Pada film yang lebih besar, sinematografer bertanggung jawab atas komposisi dan perencanaan pengambilan gambar, sedangkan DoP mengelola kru kamera dan pencahayaan.
Biro Statistik Tenaga Kerja, mencantumkan upah tahunan rata-rata untuk operator kamera film dan video sebagai Rp 4,500,000 pada tahun 2018. Sedangkan, sinematografer dan fotografer tingkat atas bisa mendapatkan jauh lebih banyak dari angka itu.
Mempelajari Sinematografi Bersama Kelas.work
Sinematografi pada dasarnya memiliki beberapa aspek penting seperti pengambilan gambar, sequences dan editing dimana hal tersebut sangat berkesinambungan antara satu sama lain. Dibutuhkan keterampilan khusus untuk menjadi sinematografer yang profesional.
Merasa belum tahu banyak soal sinematografi dan implementasinya dalam berkarir selain pada bidang perfilman? Kamu dapat mengikuti kelas sinematografi yang ternyata juga bermanfaat untuk media periklanan media sosial, loh!
Tertarik untuk mencoba? Yuk, ikuti kelasnya sekarang juga!
Rekomendasi Kelas Terbaik
Bagikan Artikel ini: